Pengertian Tanah, Profil, Karakteristik, Sifat, Komponen, Pembentukan, Proses, Jenis, Manfaat, dan Pencemarannya

Table of Contents
Pengertian Tanah
Tanah

A. Pengertian Tanah

Tanah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
1. permukaan bumi atau lapisan bumi yang di atas sekali;
2. keadaan bumi di suatu tempat;
3. permukaan bumi yang diberi batas;
4. daratan
5. permukaan bumi yang terbatas yang ditempati suatu bangsa yang diperintah suatu negara atau menjadi daerah negara; negeri; negara;
6. bahan-bahan dari bumi; bumi sebagai bahan sesuatu (pasir, napal, cadas, dan sebagainya)

Tanah dalam bahasa Yunani pedon dan bahasa Latin solum adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah diartikan sebagai bahan padat dari hasil interaksi pelapukan dan aktivitas biologis oleh suatu bahan induk atau batuan keras yang mendasarinya. Ilmu yang mempelajari tentang tanah dinamakan dengan pedologi. Pedologi membahas mengenai faktor dan proses terbentuknya tanah, karakteristik tanah, serta distribusi jenis-jenis tanah.

Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernapas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.

Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah dikenal sebagai ilmu tanah. Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat tererosi. Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan bagian dari tanah.

B. Profil Tanah

Profil tanah diidentifikasikan sebagai dinding/penampang vertikal dari tanah yang memperlihatkan susunan horizon (lapisan tanah) yang berguna untuk mengetahui sifat-sifat tanah. Profil tanah terdiri atas horizon O, A, E, B, C, dan R (batuan induk) di mana penamaan ini ditentukan atas dasar jenis material dan penyusun lapisan tanah tersebut.
1. Horizon O
a. Kadar bahan organik tinggi
b. Fraksi mineral sangat sedikit
c. Ketebalan tergantung akumulasi bahan organik
d. Adanya aktivitas biologi yang tinggi

2. Horizon A
a. Akumulasi bahan organik halus (humus) dan bahan mineral tanah
b. Adanya aktivitas biologi
c. Adanya perakaran tanaman

3. Horizon E (Eluviasi)
a. Adanya proses pencucian sehingga kehilangan unsur liat, Fe, Al, dan bahan organik
b. Didominasi oleh pasir dan debu
c. Warnanya lebih terang

4. Horizon B (Iluviasi)
a. Penimbunan unsur liat, Fe, Alm, humus, karbonat, gipsum, silika, dan seskuioksida
b. Warna lebih merah
c. Strukturnya tanah gumpal

5. Horizon C
a. Hasil dari pelapukan batuan induk
b. Mengandung banyak batuan tidak padat atau pecahan batuan
c. Adanya akar tanaman halus

6. Horizon R (Batuan Induk)
a. Lapisan batuan keras
b. Tidak dapat ditembus oleh akar tanaman
c. Sulit dipecahkan

C. Karakteristik Tanah

Tubuh tanah (solum) tidak lain adalah batuan yang melapuk dan mengalami proses pembentukan lanjutan. Usia tanah yang ditemukan saat ini tidak ada yang lebih tua daripada periode Tersier dan kebanyakan terbentuk dari masa Pleistosen.

Tubuh tanah terbentuk dari campuran bahan organik dan mineral. Tanah non-organik atau tanah mineral terbentuk dari batuan sehingga ia mengandung mineral. Sebaliknya, tanah organik (organosol/humosol) terbentuk dari pemadatan terhadap bahan organik yang terdegradasi.

Tanah organik berwarna hitam dan merupakan pembentuk utama lahan gambut dan kelak dapat menjadi batu bara. Tanah organik cenderung memiliki keasaman tinggi karena mengandung beberapa asam organik (substansi humik) hasil dekomposisi berbagai bahan organik.

Kelompok tanah ini biasanya miskin mineral, pasokan mineral berasal dari aliran air atau hasil dekomposisi jaringan makhluk hidup. Tanah organik dapat ditanami karena memiliki sifat fisik gembur (sarang) sehingga mampu menyimpan cukup air namun karena memiliki keasaman tinggi sebagian besar tanaman pangan akan memberikan hasil terbatas dan di bawah capaian optimum.

Tanah non-organik didominasi oleh mineral. Mineral ini membentuk partikel pembentuk tanah. Tekstur tanah demikian ditentukan oleh komposisi tiga partikel pembentuk tanah: pasir, lanau (debu), dan lempung. Tanah pasiran didominasi oleh pasir, tanah lempungan didominasi oleh lempung. Tanah dengan komposisi pasir, lanau, dan lempung yang seimbang dikenal sebagai geluh (loam).

Warna tanah merupakan ciri utama yang paling mudah diingat orang. Warna tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam, coklat, merah bata, jingga, kuning, hingga putih. Selain itu, tanah dapat memiliki lapisan-lapisan dengan perbedaan warna yang kontras sebagai akibat proses kimia (pengasaman) atau pencucian (leaching). Tanah berwarna hitam atau gelap sering kali menandakan kehadiran bahan organik yang tinggi, baik karena pelapukan vegetasi maupun proses pengendapan di rawa-rawa.

Warna gelap juga dapat disebabkan oleh kehadiran mangan, belerang, dan nitrogen. Warna tanah kemerahan atau kekuningan biasanya disebabkan kandungan besi teroksidasi yang tinggi; warna yang berbeda terjadi karena pengaruh kondisi proses kimia pembentukannya. Suasana aerobik/oksidatif menghasilkan warna yang seragam atau perubahan warna bertahap, sedangkan suasana anaerobik/reduktif membawa pada pola warna yang bertotol-totol atau warna yang terkonsentrasi.

Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari komposisi antara agregat (butir) tanah dan ruang antaragregat. Tanah tersusun dari tiga fase: fase padatan, fase cair, dan fase gas. Fasa cair dan gas mengisi ruang antaragregat. Struktur tanah tergantung dari imbangan ketiga faktor penyusun ini. Ruang antaragregat disebut sebagai porus (jamak pori).

Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori berukuran besar (makropori) terisi udara dan pori berukuran kecil (mikropori) terisi air. Tanah yang gembur (sarang) memiliki agregat yang cukup besar dengan makropori dan mikropori yang seimbang. Tanah menjadi semakin liat apabila berlebihan kadar lempungnya sehingga kekurangan makropori.

D. Sifat Tanah

Sifat fisik tanah berupa warna tanah merupakan hasil dari pelapukan kimiawi dan organis yang dipengaruhi oleh faktor di antaranya,
1. Unsur Fe memberi warna kuning atau merah
2. Bahan organik memberi warna cokelat atau hitam
3. Unsur mangan, sulfur, dan nitrogen memberi warna hitam
4. Kondisi lingkungan aerobik menghasilkan warna seragam
5. Kondisi lingkungan reduksi menghasilkan warna beragam

E. Komponen Tanah

Komponen tanah adalah susunan dari proses terjadinya tanah. Tanah bukan merupakan timbunan bahan padat dalam sistem yang mati dan statis, namun merupakan suatu sistem yang dinamis dan hidup yang mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Setiap tanah tersusun dari bahan mineral/anorganik, bahan organik, air tanah dan udara.

Bahan mineral berasal dari hasil pelapukan batuan, sedangkan bahan organik berasal dari hasil penguraian organisme yang mati. Namun demikian perbandingan masing-masing bahan komponen penyusun tanah itu berbeda-beda pada setiap tanah dan berubah-ubah setiap saat. Untuk perbandingan komponen tanah yang baik yang dibutuhkan tanaman secara idealnya adalah bahan mineral 45%, bahan organik 5%, air 25% dan udara 25%.

F. Pembentukan Tanah (pedogenesis)

Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme, membentuk tubuh unik yang menutupi batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai ''pedogenesis''. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon tanah. Setiap horizon menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia, dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut.

Hans Jenny (1899-1992), seorang pakar tanah asal Swiss yang bekerja di Amerika Serikat, menyebutkan bahwa tanah terbentuk dari bahan induk yang telah mengalami modifikasi/pelapukan akibat dinamika faktor iklim, organisme (termasuk manusia), dan relief permukaan bumi (topografi) seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan dinamika kelima faktor tersebut terbentuklah berbagai jenis tanah dan dapat dilakukan klasifikasi tanah.

Tanah terbentuk dari batuan dan batuan memerlukan waktu jutaan tahun untuk berubah menjadi tanah. Batuan menjadi tanah karena pelapukan yaitu proses hancurnya batuan menjadi tanah. Batuan dapat mengalami pelapukan karena berbagai faktor, di antaranya cuaca dan kegiatan makhluk hidup. Faktor cuaca yang menyebabkan pelapukan batuan, misalnya suhu dan curah hujan.

Pelapukan yang disebabkan oleh faktor cuaca ini disebut pelapukan fisika. Adapun makhluk hidup yang menyebabkan pelapukan, misalnya pepohonan dan lumut yang disebut pelapukan biologi. Tanah terbentuk dari beberapa faktor di antaranya batuan, iklim, jasad hidup, topografi dan waktu. Adanya berbagai berbedaan dari faktor-faktor tersebut , maka proses pelapukan dan pembentukan tanah berbeda-beda. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan jenis tanah antara satu daerah dengan daerah lainnya.

G. Proses Pembentukan Tanah

1. Weathering (Pelapukan)
Terjadi di lapisan atas tanah. adanya aktivitas memecahkan dan dekomposisi dari bahan induk (batuan dan mineral) yang dilakukan oleh unsur iklim (udara, air hujan, sinar matahari, atau salju). Pelapukan terjadi dalam dua aktivitas di antaranya,
a. Pelapukan fisik, memecah batuan menjadi partikel yang lebih kecil
b. Pelapukan kimiawi, melibatkan perubahan komposisi kimia dari mineral batuan

2. Leaching (Pencucian)
Adanya perubahan pada komposisi fisik dan kimia pada bahan induk. Hasil pelapukan tersebut terakumulasi oleh tanaman dan membentuk partikel baru seperti tanah liat, bahan organik, lanau, atau senyawa kimia.

3. Transformation and Illuviation (Perubahan dan Iluviasi)
Transformasi ini berkaitan dengan pelapukan kimia pada lumpur dan pasir. Terjadinya pembentukan mineral tanah liat dan pembentukan bahan organik yang resisten terhadap pembusukan di mana hasil tanah liat tersebut kemudian mengalami pencucian dan disimpan di bagian bawah horizon. Transformasi dibantu oleh tanaman dan hewan. Transformasi dapat meningkatkan kondisi drainase dan komposisi nutrisi.

4. Podsolisation and Translocations (Podsolisasi dan Translokasi)
Terjadi ketika larutan asam kuat menghancurkan mineral lempung. Adanya pembentukan bahan mineral dari aluminium, silika, dan besi yang terakumulasi bersama dengan senyawa organik di dalam tanah. Bahan tersebut kemudian mengalami pemindahan di antara lapisan pada profil tanah yang kemudian menghasilkan warna yang berbeda-beda pada profil tanah.

H. Jenis Tanah

1. Tanah Laterit
a. Mengalami pencucian oleh air hujan, hasil warna pucat dan tidak subur
b. Kadar bahan organik rendah
c. Vegetasi, rumput dan alang – alang

2. Tanah Aluvial
a. Hasil dari proses sedimentasi
b. Tekstur, butiran lepas-lepas
c. Tingkat kesuburan bergantung bahan induk
d. Dimanfaatkan untuk pertanian

3. Tanah Gambut
a. Hasil dari bahan organik yang belum melapuk secara sempurna
b. Tingkat kesuburan rendah
c. Tingkat keasaman tinggi

4. Tanah Margalit
a. Bahan induk, batu gamping, pasir, dan lempung
b. Tingkat kesuburan tinggi
c. Dimanfaatkan untuk pertanian lahan kering

5. Tanah Podzolik
a. Bahan induk, batuan dengan mineral kuarsa yang tinggi
b. Memiliki kadar humus yang tinggi
c. Sifat fisik, mudah basah dan berwarna kuning hingga kuning-kelabu
d. Dimanfaatkan untuk pertanian ladang

6. Tanah Regosol
a. Banyak mengandung batu dan kerikil yang belum melapuk sempurna
b. Belum terlihat horizon-horizon tanah
c. Tingkat kesuburan relatif kurang

7. Tanah Vulkanis
a. Bahan induk, material gunung api seperti pasir dan debu vulkanis
b. Tingkat kesuburan tinggi, banyak mineral hara
c. Dimanfaatkan untuk sektor pertanian dan perkebunan

8. Tanah Litosol
a. Bahan induk, material dari aktivitas vulkanisme
b. Banyak mengandung pasir kasar dan kerikil yang belum melapuk
c. Kandungan unsur hara rendah

9. Tanah Humus
a. Hasil pelapukan sisa-sisa tumbuhan
b. Tingkat kelembapan dan kesuburan yang tinggi
c. Mengandung banyak bahan organik

10. Tanah Grumusol
a. Bahan induk, abu vulkanik dan tanah liat
b. Bahan organik relatif rendah
c. Cukup dapat dimanfaatkan untuk pertanian

I. Manfaat Tanah

Manfaat tanah bagi kehidupan manusia antara lain tanah sebagai lahan, bahan baku industri dan sumber energi.
1. Tanah sebagai lahan, dimanfaatkan untuk pemukiman, lahan industri, lahan pertanian dan lain-lain.
2. Tanah sebagai bahan mentah industri antara lain, tanah liat, lempung merupakan bahan pembuatan gerabah, bahan baku semen, bahan bangunan (genteng, bata), lumpur untuk pengeboran minyak, cetakan pengecoran besi. Tanah kaolin sejenis liat, lunak, warnanya putih/kuning/abu-abu kaya aluminium silikat dan dapat digunakan untuk bahan baku kertas, tekstil, kimia dan keramik.
3. Tanah sebagai sumber energi, tanah gambut merupakan salah satu sumber energi alternatif. Daerah persebaran tahan gambut di Indonesia terdapat di Sumatera Timur, Kalimantan Barat, Tengah , Selatan dan Papua.

J. Pencemaran Tanah

Pencemaran tanah terjadi akibat masuknya benda asing (misalnya senyawa kimia buatan manusia) ke tanah dan mengubah suasana/lingkungan asli tanah sehingga terjadi penurunan kualitas tanah. Pencemaran dapat terjadi karena kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara sembarangan (illegal dumping).   

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment