Pengertian Periodisasi Sejarah, Konsep, Tujuan, Manfaat, dan Periodisasi Sejarah Indonesia
Periodisasi Sejarah |
A. Pengertian Periodisasi Sejarah
Periodisasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pembagian menurut zamannya; penzamanan; pembabakan. Menurut Collins Dictionary periodisasi adalah tindakan atau proses membagi sejarah menjadi beberapa periode. Umumnya periodisasi sejarah berdasarkan dari kejadian yang mempunyai sifat aktual atau momen tertentu.
Periodisasi digunakan untuk mempermudah pemahaman dan pembahasan akan sejarah kehidupan manusia. Banyak peneliti yang membuat periodisasi sehingga memiliki pandangan yang berbeda-beda akan sejarah dan memiliki sifat subjektif yang dipengaruhi pada subjek permasalahan dalam penelitian.
Periodisasi mencoba untuk memberikan signifikansi kepada berlalunya waktu dalam sejarah dengan mengidentifikasi dan memesan urutan kronologis (periode). Sebagaimana dipraktikkan oleh para sejarawan, konsep ini memiliki sejarah yang panjang dan beragam; sebagai subjek studi, konsep ini tidak menuntut pengetahuan formal atau instruksi sistematis.
B. Konsep Periodisasi
Konsep teoretik periodisasi sejarah Indonesia dibahas dalam Seminar Sejarah Nasional I pada Tahun 1957 dengan hasil di antaranya,
1. Periodisasi Prof. Dr. Soekanto
Dr. Soekanto berpendapat bahwa periodisasi hendaknya berdasarkan pada ketatanegaraan, artinya yaitu bersifat politik. Pembagian atas babakan masa (periodisasi) yang didasarkan kenyataan sebisa mungkin harus eksak dan praktis. Menurut Dr. Soekanto, periodisasi sejarah Indonesia secara kronologis di antaranya,
a. Masa pangkal sejarah (-0)
b. Masa Kutai-Tarumanegara (0-600)
c. Masa Sriwijaya-Medang-Singosari (600-1300)
d. Masa Majapahit (1300-1500)
e. Masa Kerajaan Islam (1500-1600)
f. Masa Aceh, Mataram, Makassar (1600-1700)
g. Masa pemerintah asing (1700-1945)
a) Zaman Kompeni (1800-1808)
b) Zaman Daendels (1808-1811)
c) Zaman British Government (1811-1816)
d) Zaman Nederlands-India (1816-1942)
e) Zaman Nippon (1942-1945)
h. Masa Republik Indonesia (1945 sampai dengan sekarang)
2. Periodisasi Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo
Dr. Sartono Kartodirdjo berpendapat bahwa dasar yang digunakan dalam pembabakan masa (periodisasi) adalah derajat integrasi yang tercapai di Indonesia di masa lampau. Berdasarkan sudut pandang beliau, faktor ekonomi sangat berpengaruh terhadap perkembangan sosial, politik, serta juga kultur di Indonesia.
Faktor ekonomi tersebut mempengaruhi kontak antara Indonesia dengan luar negeri yang pada akhirnya dapat mendatangkan pengaruh kebudayaan dari luar, baik budaya Hindu yang berasal dari India, budaya Islam yang berasal dari Asia Barat, dan juga budaya barat baik yang berasal dari Eropa atau negara-negara lainnya.
Oleh sebab itu, terdapat kemungkinan untuk bisa membedakan dua periode besar, yaitu pengaruh Hindu serta pengaruh Islam. Sebutan dari periode tersebut menggunakan nama kerajaan sebab ketika itu masyarakat masih bersifat masih homogen dan berpusat pada raja atau yang biasa kita kenal dengan istilah istana sentris. Periodisasi sejarah Indonesia yang diusulkan oleh Prof. Dr. Sartono di antaranya,
a. Prasejarah
b. Zaman Kuno
a) Masa kerajaan-kerajaan tertua
b) Masa Sriwijaya (dari abad VII-XIII atau XIV)
c) Masa Majapahit (dari abad XIV-XV)
c. Zaman Baru
a) Masa Aceh, Mataram, Makassar/Ternate/Tidore (sejak abad XVI)
b) Masa perlawanan terhadap Imperialisme Barat (abad XIX)
c) Masa pergerakan nasional (abad XX)
d. Masa Republik Indonesia (sejak tahun 1945)
C. Tujuan Periodisasi
1. Mempermudah dalam mendapatkan suatu gambaran tentang kejadian-peristiwa seluruhnya
2. Menyederhanakan kisah sejarah yang panjang dan rumit
3. Memenuhi persyaratan sistematika ilmu pengetahuan
4. Sebagai dasar penyusunan cerita sejarah
5. Mengetahui peristiwa sejarah secara kronologis
D. Manfaat Periodisasi
Pada tataran yang paling sederhana, periodisasi bermanfaat dalam membantu para sarjana untuk berurusan dengan sejarah dalam bagian-bagian yang dapat dikelola, tapi sebagian besar sistem mengasumsikan bahwa beberapa fitur umum mencirikan suatu era dan oleh sebab itu menyarankan tanggal untuk ‘awal’ dan ‘akhir.’ Blok-blok periodisasi, meskipun, tak terhindarkan tumpang tindih, atau bahkan mungkin saling bertentangan.
E. Periodisasi Sejarah Indonesia
Terdapat beberapa periodisasi sejarah di Indonesia di mana periodisasi terbagi menjadi 2 (dua) yaitu zaman pra aksara dan zaman sejarah.
1. Zaman Pra aksara
Zaman pra aksara adalah zaman sebelum manusia mengenal akan tulisan. Berdasarkan sejarah tersebut dapat dipelajari dari bentuk peninggalan benda purbakala baik berupa fitur, situs, artefak dan ekofak. Artefak yaitu semua benda yang jelas memperlihatkan sebuah hasil kerajaan sebagian atau benda yang jelas memperlihatkan sebuah hasil karya sebagian atau seluruhnya yaitu sebagai pengubahan sumber alam oleh tangan manusia. Fitur merupakan artefak yang tidak bisa dipindahkan tanpa merusak tempatnya. Ekofak adalah benda dari unsur lingkungan biotik atau abiotik. Situs adalah sebuah bidang tanah yang di dalamnya mengandung peninggalan purbakala.
2. Zaman Sejarah
Dalam hal ini zaman sejarah adalah zaman di mana manusia sudah mengenal akan tulisan. Zaman sejarah dibagi menjadi tiga yaitu zaman kuno, zaman Indonesia baru dan zaman Indonesia modern.
a. Zaman Kuno, merupakan zaman yang membicarakan sejak kerajaan tertua hingga abad ke-14. Di mana pada zaman ini berkembang kebudayaan Indonesia yang dipengaruhi agama Hindu dan Buddha.
b. Zaman Indonesia Baru, zaman Indonesia baru yang di mulai pada abad ke-15 di mana membicarakan masa berkembangnya budaya Islam sampai pada abad ke-18.
c. Zaman Indonesia Modern, yaitu terjadi sejak masa pemerintahan Hindia Belanda (1800), pergerakan kemerdekaan Indonesia merdeka sampai sekarang atau masa kontemporer. terdapat beberapa unsur yang sering memengaruhi penyusunan periode sejarah, salah satunya adalah unsur geografi. Hal ini terjadi karena adanya gedung kuno di rehab, perubahan tapal batas, perubahan flora dan fauna, perubahan aliran sungai yang dapat mengaburkan jejak-jejak sejarah.
Dari berbagai sumber
Post a Comment