Pengertian Lansia, Batasan, Ciri, dan Teori Penuaan
Lansia |
A. Pengertian Lansia (Lanjut Usia)
Lansia atau lanjut usia adalah periode di mana seseorang akan mengalami kemunduran dengan sejalannya waktu. Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dari umur enam puluh tahun sampai meninggal, yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun. Proses menua (lansia) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain.
Lansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan bagian dari proses kehidupan yang tak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap individu. Pada tahap ini individu mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun mental, khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya. Perubahan penampilan fisik sebagian dari proses penuaan normal, seperti rambut yang mulai memutih, kerut-kerut ketuaan di wajah, berkurangnya ketajaman panca indera, serta kemunduran daya tahan tubuh, merupakan ancaman bagi integritas orang usia lanjut.
Pengertian Lansia Menurut Beberapa Ahli
1. Undang-Undang No.23 tahun 1992 tentang kesehatan, lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial. Perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatannya. Oleh karena itu, kesehatan usia lanjut perlu mendapatkan perhatian khusus dengan tetap dipelihara dan ditingkatkan agar selama mungkin dapat hidup secara produktif sesuai dengan kemampuan sehingga dapat ikut serta berperan aktif dalam pembangunan.
2. Fatmah (2010), lansia merupakan proses alamiah yang terjadi secara berkesinambungan pada manusia di mana ketika menua seseorang akan mengalami beberapa perubahan yang pada akhirnya akan mempengaruhi keadaan fungsi dan kemampuan seluruh tubuh. Sedangkan menurut Wahyudi (2008), lansia adalah seseorang yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupan. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan mengalami suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan.
3. Maryam (2008), terdapat beberapa istilah lanjut usia, antara lain manusia lanjut usia (manula), manusia usia lanjut (lansia), usia lanjut (usia), serta ada yang menyebut golongan lanjut umur (glamur). Menurut Undang-undang No.13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia, seseorang dikatakan lanjut usia apabila telah mencapai usia 60 (enam puluh tahun) ke atas. Sedangkan menurut WHO lanjut usia meliputi usia pertengahan (Middle Age), yaitu kelompok dengan rentang usia 45-59 tahun, usia lanjut (Elderly), yaitu kelompok dengan rentang usia antara 60-70 tahun, lanjut usia tua (Old), yaitu kelompok dengan rentang usia antara 75-90 tahun, dan usia sangat tua (Very Old) kelompok dengan rentang usia 90 tahun ke atas.
4. Darmojo (2004), lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana diketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungannya.
5. Hardywinoto dan Setiabudhi (1999), lansia (lanjut usia) adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas (Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999). Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994).
B. Batasan Lansia (Lanjut Usia)
Terdapat beberapa versi dalam pembagian kelompok lansia berdasarkan batasan umur (Fatmah, 2010) di antaranya,
1. WHO
a. Usia pertengahan (middle age): usia 45-59 tahun.
b. Lansia (elderly): usia 60-74 tahun.
c. Lansia tua (Old): usia 75-90 tahun.
d. Usia sangat tua (Very Old): usia di atas 90 tahun.
2. Departemen RI
a. Virilitas (Prasenium): masa persiapan usia lanjut yang menampakkan kematangan jiwa (usia 55-59 tahun).
b. Usia lanjut dini (Senescen): kelompok yang mulai memasuki masa usia lanjut dini (60-64 tahun).
c. Lansia beresiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degeneratif: usia di atas 65 tahun.
3. Jos Masdani (psikolog dari Universitas Indonesia)
a. Fase Iuventus (usia 25-40 tahun).
b. Fase verilitas (usia 40-50 tahun).
c. Fase Prasenium (usia 55-65tahun).
d. Fase senium (usia 65 tahun hingga tutup usia).
4. Hurlock
a. Early old age (usia 60 - 70 tahun).
b. Advanced old age (usia > 70 tahun).
5. Burnsie
a. Young old (usia 60-69 tahun).
b. Middle age old (usia 70-79 tahun).
c. Old-old (usia 80-89 tahun).
d. Very old-old (usia>90 tahun).
C. Ciri Lansia (Lanjut Usia)
Perubahan Fisik
1. Perubahan pada sistem pernafasan.
2. Perubahan pada pendengaran.
3. Perubahan pada penglihatan.
4. Perubahan pada indera pengecap, pembau dan peraba.
5. Perubahan pada sistem syaraf.
6. Perubahan sistem kardiovaskuler.
7. Sistem genito urinaria.
8. Sistem endokrin/metabolik.
9. Sistem pencernaan.
10. Sistem muskoleskeletal.
11. Sistem kulit dan jaringan ikat.
12. Sistem reproduksi dan kegiatan seksual.
Menurut Hurlock (Hurlock, 1980, h.380) terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut usia di antaranya,
1. Usia lanjut merupakan periode kemunduran.
2. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas.
3. Menua membutuhkan perubahan peran.
4. Penyesuaian yang buruk pada lansia.
Menurut Butler dan Lewis (1983) serta Aiken (1989) terdapat berbagai karakteristik lansia yang bersifat positif di antaranya,
1. Keinginan untuk meninggalkan warisan
2. Fungsi sebagai seseorang yang dituakan
3. Kelekatan dengan objek-objek yang dikenal
4. Perasaan tentang siklus kehidupan
5. Kreativitas
6. Rasa ingin tahu dan kejutan (surprise)
7. Perasaan tentang penyempurnaan atau pemenuhan kehidupan, dan lain-lain.
D. Teori Penuaan
Menurut Stanley dan Patricia (2007), terdapat beberapa teori mengenai penuaan di antaranya,
1. Teori Biologis, yaitu teori yang mencoba untuk menjelaskan proses fisik penuaan, termasuk perubahan fungsi dan struktur, pengembangan, panjang usia dan kematian. Perubahan-perubahan dalam tubuh termasuk perubahan molekular dan seluler dalam sistem organ utama dan kemampuan untuk berfungsi secara adekuat dan melawan penyakit.
a. Teori Genetika. Teori sebab akibat menjelaskan bahwa penuaan terutama dipengaruhi oleh pembentukan gen dan dampak lingkungan pada pembentukan kode etik. Penuaan adalah suatu proses yang secara tidak sadar di wariskan yang berjalan dari waktu mengubah sel atau struktur jaringan. Berdasarkan hal tersebut maka, perubahan rentang hidup dan panjang usia telah ditentukan sebelumnya.
b. Teori dipakai dan rusak. Teori ini mengusulkan bahwa akumulasi sampah metabolik atau zat nutrisi dapat merusak sintesis DNA, sehingga mendorong malfungsi molekular dan akhirnya malfungsi organ tubuh. Pendukung teori ini percaya bahwa tubuh akan mengalami kerusakan berdasarkan suatu jadwal.
c. Riwayat lingkungan. Menurut teori ini, faktor-faktor di dalam lingkungan (misalnya, karsinogen dari industri cahaya matahari, trauma dan infeksi) dapat membawa perubahan dalam proses penuaan. Walaupun faktor-faktor ini diketahui dapat mempercepat penuaan, dampak dari lingkungan lebih merupakan dampak sekunder dan bukan merupakan faktor utama dalam penuaan.
d. Teori imunitas. Teori ini menggambarkan suatu kemunduran dalam sistem imun yang berhubungan dengan penuaan. Ketika orang bertambah tua, pertahanan mereka lebih rentan untuk menderita berbagai penyakit seperti kanker dan infeksi. Seiring dengan berkurangnya fungsi imun, terjadilah peningkatan dalam respons autoimun tubuh.
e. Teori neuroendokrin. Teori-teori biologi penuaan, berhubungan dengan hal-hal seperti yang telah terjadi pada struktur dan sel, serta kemunduran fungsi sistem neuroendokrin. Proses penuaan mengakibatkan adanya kemunduran sistem tersebut sehingga dapat mempengaruhi daya ingat lansia dan terjadinya beberapa penyakit yang berkaitan dengan sistem endokrin.
2. Teori Psikologis, teori ini memusatkan perhatian pada perubahan sikap dan perilaku yang menyertai peningkatan usia, sebagai lawan dari implikasi biologi pada kerusakan anatomis. Perubahan sosiologis dikombinasikan dengan perubahan psikologis.
a. Teori kepribadian. Kepribadian manusia adalah suatu wilayah pertumbuhan yang subur dalam tahun-tahun akhir kehidupannya dan telah merangsang penelitian yang pantas di pertimbangkan. Teori kepribadian menyebutkan aspek-aspek pertumbuhan psikologis tanpa menggambarkan harapan atau tugas spesifik lansia.
b. Teori tugas perkembangan. Erickson menguraikan tugas utama lansia adalah mampu melihat kehidupan seseorang sebagai kehidupan yang di jalani dengan integritas. Dengan kondisi tidak adanya pencapaian pada perasaan bahwa ia telah menikmati kehidupan yang baik, maka lansia tersebut berisiko untuk disibukkan dengan rasa penyesalan atau putus asa.
c. Teori disengagement (Teori Pembebasan). Suatu proses yang menggambarkan penarikan diri oleh lansia dari peran bermasyarakat dan tanggung jawabnya.
d. Teori aktivitas. Lawan langsung dari teori pembebasan adalah teori aktivitas penuaan, yang berpendapat bahwa jalan menuju panuaan yang sukses adalah dengan cara tetap aktif.
e. Teori kontinuitas. Teori ini juga dikenal dengan teori perkembangan. Teori ini menekankan pada kemampuan koping individu sebelumnya dan kepribadian sebagai dasar untuk memprediksi bagaimana seseorang akan dapat menyesuaikan diri terhadap penuaan.
Dari berbagai sumber
Post a Comment