Pengertian Etnografi, Ciri, Jenis, dan Desain Penelitiannya
Table of Contents
Etnografi |
A. Pengertian Etnografi
Etnografi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah deskripsi tentang kebudayaan suku-suku bangsa yang hidup; ilmu tentang pelukisan kebudayaan suku-suku bangsa yang hidup tersebar di muka bumi. Etnografi berasal dari kata dalam bahasa Yunani ethnos yang artinya rakyat dan graphia yang artinya tulisan. Demikian, etnografi secara harfiah memiliki arti tulisan atau laporan tentang suatu suku-bangsa, yang ditulis oleh seorang peneliti atas hasil kerja lapangan (field work). Etnografi merupakan suatu bidang penelitian ilmiah yang sering digunakan dalam ilmu sosial, terutama dalam antropologi dan beberapa cabang sosiologi. Etnografi juga dikenal sebagai bagian dari ilmu sejarah yang mempelajari masyarakat, kelompok etnis dan formasi etnis lainnya, etnogenesis, komposisi, perpindahan tempat tinggal, karakteristik kesejahteraan sosial, juga budaya material dan spiritual mereka.
Etnografi sering diterapkan untuk mengumpulkan data empiris tentang masyarakat dan budaya manusia. Pengumpulan data biasanya dilakukan melalui pengamatan partisipan, wawancara, kuesioner, dan lain-lan. Ilmu ini bertujuan untuk menjelaskan keadaan masyarakat yang dipelajari (misalnya untuk menjelaskan seseorang, sebuah ethnos) melalui tulisan. Dalam biologi, jenis studi ini disebut "studi lapangan" atau "laporan kasus", keduanya digunakan sebagai sinonim umum untuk "etnografi".
Ciri khas dari metode penelitian lapangan etnografi adalah bersifat holistik-integratif, thick description, dan analisis kualitatif dalam rangka mendapatkan native's point of view. Teknik pengumpulan data yang utama adalah observasi-partisipasi, wawancara terbuka dan mendalam yang dilakukan dalam jangka waktu yang relatif lama. Penelitian etnografi mengutamakan adanya Sense of Relaties peneliti, proses berpikir mendalam dan interpretasi atas fakta berdasarkan konsep yang digunakan, mengembangkan konsep tersebut dengan pemahaman yang dalam serta mengutamakan nilai-nilai yang diteliti.
Pengertian Etnografi Menurut Para Ahli
1. Richards dkk (1985), etnografi dapat didefinisikan sebagai kajian tentang kehidupan dan kebudayaan suatu masyarakat atau etnik, misalnya tentang adat-istiadat, kebiasaan, hukum, seni, religi, bahasa. Bidang kajian vang sangat berdekatan dengan etnografi adalah etnologi, yakni kajian perbandingan tentang kebudayaan dari berbagai masyarakat atau kelompok
2. Roger M. Keesing (1989:250), etnogarafi dapat diartikan sebagai pembuatan dokumentasi dan analisis budaya tertentu dengan mengadakan penelitian lapangan. Ini berarti bahwa dalam mendefinisikan suatu kebudayaan seorang etnografer (peneliti etnografi) juga melakukan analisis.
3. Wolcott (1977), etnografi dapat didefinisikan sebagai suatu metode khusus atau satu set metode yang didalamnya ada berbagai bentuk yang memiliki karakteristik tertentu, termasuk partisipasi etnografer, memahami dan mengikuti kehidupan sehari-hari dari seseorang dalam periode yang lama, melihat apa yang terjadi, mendengarkan apa yang dikatakan, bertanya kepada mereka, dan pada kenyataannya mengumpulkan data apa saja yang ada.
4. Hammersley dan Atkinson (2007); Fetterman (2010), penelitian etnografi mengambil lensa budaya untuk mempelajari kehidupan orang-orang dalam komunitas mereka.
B. Ciri Penelitian Etnografi
Hutomo (Sudikan, 2001:85-86) mengemukakan beberapa ciri penelitian etnografi di antaranya,1. Sumber data bersifat ilmiah, artinya peneliti harus memahami gejala empirik (kenyataan) dalam kehidupan sehari-hari
2. Pelaku sendiri merupakan instrumen penelitian yang paling penting dalam pengumpulan data
3. Bersifat pemerian (deskripsi), artinya, mencatat secara teliti fenomena budaya yang dilihat, dibaca, lewat apa pun termasuk dokumen resmi, kemudian mengombinasikan, mengabstrakkan, dan menarik kesimpulan
4. Digunakan untuk memahami bentuk-bentuk tertentu (shaping), atau studi kasus
5. Analisis bersifat induktif
6. Di lapangan, peneliti harus berperilaku seperti masyarakat yang ditelitinya
7. Data dan informan harus berasal dari tangan pertama;
8. Kebenaran data harus dicek dengan data lain (data lisan dicek dengan data tulis)
9. Orang yang dijadikan subyek penelitian disebut partisipan (buku termasuk partisipan juga), konsultan, serta teman sejawat
10. Perhatiannya harus menitikberatkan pada pandangan emik, artinya yaitu peneliti harus menaruh perhatian pada masalah penting yang diteliti dari orang yang diteliti, dan bukan dari etik
11. Dalam pengumpulan data menggunakan purposive sampling dan bukan probabilitas statistik
12. Dapat menggunakan data kualitatif maupun data dalam penelitian kuantitatif, namun sebagian besar menggunakan kualitatif
C. Jenis Penelitian Etnografi
1. Holistik, artinya peneliti harus memiliki empati dan melakukan identifikasi terhadap kelompok. Mereka harus hidup seperti orang lokal.2. Semiotik, artinya peneliti memeriksa bentuk simbolis yang digunakan oleh orang-orang dan menganalisisnya sehubungan dengan seluruh budaya yang berkembang dalam suatu kelompok.
3. Kritis, artinya peneliti mencoba mengungkap apa yang biasanya tersembunyi dan tidak terucapkan dalam budaya dan mencari pada asumsi.
D. Desain Penelitian Etnografi
Dalam melakukan penelitian etnografi terdapat beberapa desain yang dapat dikembangkan di antaranya, 1. Etnografi Realis
Merupakan laporan objektif tentang situasi, biasanya ditulis dalam sudut pandang orang ketiga, melaporkan secara objektif informasi yang dipelajari dari partisipan di lokasi penelitian. Etnografer realis menceritakan penelitian ini dengan suara memihak orang ketiga dan melaporkan pengamatan partisipan dan pandangan mereka. Etnografer tidak menawarkan refleksi pribadi dalam laporan penelitian dan tetap di belakang layar sebagai reporter yang mahatahu.
Peneliti melaporkan data objektif dengan gaya yang terukur yang tidak dikendalikan oleh bias pribadi, tujuan politik, dan penilaian. Peneliti dapat memberikan perincian duniawi dari kehidupan sehari-hari di antara orang-orang yang diteliti. Etnografer juga menggunakan kategori standar untuk deskripsi budaya (keluarga, kehidupan kerja, jejaring sosial, dan sistem status). Ahli etnografi menghasilkan pandangan para partisipan melalui kutipan yang diedit dengan cermat dan memiliki kata akhir tentang interpretasi dan presentasi budaya. (Van Maanen, 1988).
2. Studi Kasus
Studi kasus adalah jenis etnografi yang penting, meskipun berbeda dari etnografi dalam beberapa cara penting. Peneliti studi kasus dapat fokus pada program, acara, atau kegiatan yang melibatkan individu daripada kelompok (Stake, 1995). Dalam studi kasus, peneliti mengembangkan analisis mendalam atas suatu kasus yang dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan peneliti mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan (Stake, 1995; Yin, 2009, 2012).
3. Etnografi Kritis
Etnografi sekarang memasukkan “pendekatan kritis” (Carspecken, 1995; Carspecken & Apple, 1992; Thomas, 1993) untuk memasukkan perspektif advokasi ke etnografi. Etnografi kritis adalah jenis penelitian etnografi di mana penulis tertarik untuk mengadvokasi pembebasan kelompok-kelompok yang terpinggirkan dalam masyarakat kita (Thomas, 1993).
Peneliti kritis biasanya individu yang berpikiran politis yang mencari, melalui penelitian, untuk mengadvokasi terhadap ketidaksetaraan dan dominasi (Carspecken & Apple, 1992). Komponen utama etnografi kritis di antaranya,
Peneliti kritis biasanya orang yang berpikiran politis.
1. Etnografer kritis berbicara kepada audiens atas nama partisipan mereka sebagai cara untuk memberdayakan partisipan dengan memberi mereka lebih banyak wewenang.
2. Para ahli etnografi kritis berusaha mengubah masyarakat.
3. Etnografer kritis mengidentifikasi dan merayakan bias mereka dalam penelitian. Mereka mengakui bahwa semua penelitian adalah sarat nilai.
4. Para ahli etnografi kritis menantang status quo dan bertanya mengapa demikian.
5. Peneliti kritis berusaha menghubungkan makna situasi dengan struktur kekuasaan dan kontrol sosial yang lebih luas.
Dari berbagai sumber
Post a Comment