Pengertian Wawancara, Ciri, Sikap Pewawancara, Fungsi, Tujuan, Bentuk, Jenis, Kelebihan dan Kekurangannya
Wawancara |
A. Pengertian Wawancara
Wawancara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki tiga arti di antaranya,
1. Tanya jawab dengan seseorang (pejabat dan sebagainya) yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal, untuk dimuat dalam surat kabar, disiarkan melalui radio, atau ditayangkan pada layar televisi;
2. Tanya jawab direksi (kepala personalia, kepala humas) perusahaan dengan pelamar pekerjaan;
3. Tanya jawab peneliti dengan narasumber.
Wawancara (interview) adalah percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Wawancara penelitian melibatkan pewawancara, yang mengoordinasikan proses percakapan dan mengajukan pertanyaan, dan orang yang diwawancarai, yang menanggapi pertanyaan-pertanyaan itu.
Wawancara memiliki tujuan yang jelas dan memiliki makna yang melebihi maksud dari percakapan biasa. Proses wawancara ini terjadi dengan adanya komunikasi bolak-balik antara pewawancara dengan orang yang diwawancarai, untuk menggali topik tertentu yang dibahas. Wawancara dapat dilakukan secara tatap muka atau melalui telepon. Bahkan kini internet juga dapat digunakan sebagai alat untuk wawancara.
Wawancara adalah metode yang tepat ketika ada kebutuhan untuk mengumpulkan informasi mendalam tentang pendapat, pemikiran, pengalaman, dan perasaan orang. Wawancara berguna ketika topik penyelidikan terkait dengan masalah yang membutuhkan pertanyaan kompleks dan penyelidikan yang cukup.
Pengertian Wawancara Menurut Para Ahli
1. Lexy J. Moleong, wawancara adalah suatu percakapan dengan tujuan-tujuan tertentu. Pada metode ini peneliti dan responden berhadapan langsung (face to face) untuk mendapatkan informasi secara lisan dengan tujuan mendapatkan data yang dapat menjelaskan permasalahan penelitian.
2. Charles Stewart dan W.B. Cash, wawancara adalah proses interaksi dengan sebuah tujuan serius yang memiliki maksud dan tujuan untuk bertukar perilaku dan melibatkan aktivitas tanya jawab.
3. Denzig, wawancara adalah suatu kegiatan yang dipandu dan rekaman pembicaraan atau tatap muka suatu percakapan, di mana seseorang mendapat informasi dari orang lain.
4. Robert Kahn dan Channel, wawancara adalah suatu pola khusus dari sebuah interaksi yang dimulai secara lisan untuk suatu tujuan tertentu dan difokuskan pada daerah konten yang spesifik dengan suatu proses eliminasi dari bahan-bahan yang tidak ada hubungannya secara berkelanjutan.
5. Koentjaraningrat, wawancara adalah suatu cara yang digunakan untuk tugas tertentu, mencoba untuk mendapatkan sebuah informasi dan secara lisan pembentukan responden, untuk berkomunikasi secara tatap muka.
6. Sugiyono, wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur dan dapat dilakukan melalui tatap muka maupun dengan menggunakan jaringan telepon.
7. Arikunto, wawancara adalah dialog yang dilakukan pewawancara untuk mendapatkan informasi dari terwawancara.
B. Ciri Wawancara
Wawancara memiliki beberapa ciri di antaranya,
1. Dilakukan secara bertatap muka
2. Dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan data dan fakta
3. Ada orang yang diwawancarai (pewawancara)
4. Ada orang yang diwawancarai (narasumber)
C. Sikap Pewawancara
Saat melakukan wawancara, pewawancara harus dapat menciptakan suasana agar tidak kaku sehingga responden mau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Untuk itu, sikap-sikap yang harus dimiliki seorang pewawancara di antaranya,
1. Netral, pewawancara tidak berkomentar untuk tidak setuju terhadap informasi yang diutarakan oleh responden karena tugasnya adalah merekam seluruh keterangan dari responden, baik yang menyenangkan atau tidak.
2. Ramah, pewawancara menciptakan suasana yang mampu menarik minat si responden.
3. Adil, pewawancara harus bisa memperlakukan semua responden dengan sama. Pewawancara harus tetap hormat dan sopan kepada semua responden bagaimanapun keberadaannya.
4. Hindari ketegangan, pewawancara harus dapat menghindari ketegangan, jangan sampai responden sedang dihakimi atau diuji. Kalau suasana tegang, responden berhak membatalkan pertemuan tersebut dan meminta pewawancara untuk tidak menuliskan hasilnya. Pewawancara harus mampu mengendalikan situasi dan pembicaraan agar terarah.
D. Fungsi Wawancara
1. Menghindari kesalahan informasi/data yang simpang siur
2. Informasi/data dari hasil wawancara merupakan pelengkap informasi awal
3. Memperoleh informasi secara komprehensif, akurat, jujur, dan mendalam
4. Mendapatkan informasi dan data yang objektif dan berimbang
5. Menggali kemungkinan adanya perspektif baru atas suatu masalah
E. Tujuan Wawancara
Tujuan wawancara secara umum adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat dari narasumber dengan menyampaikan beberapa pertanyaan tertentu kepada narasumber. Secara khusus di antaranya,
1. Untuk menggali dan mendapatkan informasi atau data dari orang pertama (primer).
2. Untuk melengkapi informasi/data yang dikumpulkan dari teknik pengumpulan data lainnya
3. Untuk mendapatkan konfirmasi dengan menguji hasil pengumpulan data lainnya
F. Bentuk Wawancara
1. Wawancara berita dilakukan untuk mencari bahan berita.
2. Wawancara dengan pertanyaan yang disiapkan terlebih dahulu.
3. Wawancara telepon yaitu wawancara yang dilakukan lewat pesawat telepon.
4. Wawancara pribadi.
5. Wawancara dengan banyak orang.
6. Wawancara dadakan/mendesak.
7. Wawancara kelompok di mana serombongan wartawan mewawancarai seorang, pejabat, seniman, olahragawan dan sebagainya.
G. Jenis Wawancara
Dalam suatu penelitian, terutama penelitian kualitatif, wawancara tergantung pada desain penelitian dan apa yang ingin dicapai oleh peneliti. Ada tiga jenis wawancara yang dapat dipilih oleh peneliti di antaranya,
1. Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara di mana tidak ada serangkaian pertanyaan yang telah ditentukan sebelumnya, meskipun pewawancara biasanya memiliki topik tertentu yang ingin mereka liput selama wawancara. Wawancara tidak terstruktur mengalir seperti percakapan sehari-hari dan cenderung lebih informal dan terbuka.
Ini adalah gaya wawancara yang digunakan peneliti untuk membangun hubungan dan kenyamanan dengan responden, dan sangat membantu ketika peneliti membahas topik yang sensitif. Dengan cara ini diharapkan peneliti dapat mendapatkan informasi yang lebih kaya dan mendalam.
Jika memilih gaya wawancara ini, perlu diingat bahwa mungkin harus melakukan beberapa putaran wawancara dengan responden untuk mengumpulkan semua informasi yang dibutuhkan. Karena tidak menggunakan protokol wawancara standar, terkadang narasi responden mengalihkan percakapan dari aspek lain dari topik penelitian yang ingin dikaji. Hal ini merupakan bagian dari gaya percakapan yang dibutuhkan metode wawancara ini.
2. Wawancara semi-terstruktur
Wawancara semi terstruktur adalah metode penyelidikan kualitatif yang menggabungkan seperangkat pertanyaan terbuka yang telah ditentukan sebelumnya (pertanyaan yang mendorong diskusi) dengan kesempatan bagi pewawancara untuk mengeksplorasi tema atau respons tertentu lebih lanjut.
Wawancara semi terstruktur tidak membatasi responden pada serangkaian jawaban yang ditentukan sebelumnya (tidak seperti kuesioner terstruktur). Wawancara semi-terstruktur digunakan untuk memahami bagaimana intervensi bekerja dan bagaimana mereka dapat ditingkatkan. Hal ini juga memungkinkan responden untuk membahas dan mengangkat masalah yang mungkin tidak dipertimbangkan oleh peneliti.
Jika peneliti memutuskan untuk memilih metode wawancara ini, perlu memahami bahwa metode ini menawarkan banyak fleksibilitas bagi peneliti. Peneliti tidak perlu khawatir untuk melakukan beberapa putaran wawancara karena protokol wawancara akan membuat peneliti tetap fokus pada pengumpulan semua informasi yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Meskipun itu adalah tujuan dengan protokol wawancara, mungkin ada kebutuhan untuk penyelidikan tambahan sehingga peneliti bisa mendapatkan detail lebih lanjut tentang pikiran, perasaan, dan pendapat responden.
3. Wawancara terstruktur
Ini adalah wawancara yang secara ketat mematuhi penggunaan protokol wawancara untuk membimbing peneliti. Ini adalah gaya wawancara yang lebih kaku, karena hanya pertanyaan pada protokol wawancara yang diajukan. Akibatnya, tidak banyak peluang untuk menyelidiki dan mengeksplorasi lebih lanjut topik yang dibicarakan responden saat menjawab pertanyaan wawancara.
Metode ini dapat menguntungkan ketika peneliti memiliki daftar pertanyaan wawancara yang komprehensif, karena membantu menargetkan fenomena atau pengalaman spesifik yang sedang diselidiki peneliti. Itu membuat wawancara berlangsung secara bijaksana dan akan mengumpulkan informasi yang benar yang dibutuhkan peneliti, jadi peneliti tidak perlu banyak melakukan wawancara lanjutan untuk pertanyaan yang terlewatkan atau terlupakan.
H. Kelebihan dan Kekurangan Metode Wawancara
1. Kelebihan Metode Wawancara
a. Berguna untuk memperoleh informasi terperinci tentang perasaan, persepsi, dan pendapat pribadi
b. Memungkinkan pertanyaan yang lebih rinci ditanyakan
c. Biasanya mencapai tingkat respons yang tinggi
d. Ambiguitas dapat diklarifikasi dan jawaban yang tidak lengkap dapat ditindaklanjuti
e. Kata-kata yang tepat dapat dirancang untuk responden dan makna yang tepat dari pertanyaan yang diklarifikasi
f. Orang yang diwawancarai tidak dipengaruhi oleh orang lain dalam kelompok
2. Kekurangan Metode Wawancara
a. Bisa sangat memakan waktu: mengatur, mewawancarai, menyalin, menganalisis, umpan balik, melaporkan
b. Bisa mahal
c. Pewawancara yang berbeda dapat memahami dan menuliskan wawancara dengan cara yang berbeda.
Dari berbagai sumber
Post a Comment