Pengertian Agen Sosialisasi dan Jenisnya
Table of Contents
Agen Sosialisasi |
A. Pengertian Agen Sosialisasi
Agen atau media dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah alat; perantara; penghubung. Sementara sosialisasi adalah proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat dalam lingkungannya. Demikian, agen atau media sosialisasi adalah perantara atau penghubung proses sosialisasi. Agen sosialisasi merupakan pihak-pihak yang berperan sebagai perantara sosialisasi. Dengan keberadaan media atau agen tersebut nilai-nilai dan norma-norma sosial budaya masyarakat bisa terserap sepenuhnya oleh individu sehingga nilai dan norma yang menjadi inti kebudayaan masyarakat tetap lestari.
B. Jenis Agen Sosialisasi
Jacobs mengidentifikasikan empat agen sosialisasi utama yaitu keluarga, kelompok bermain, media massa, dan pendidikan (sistem pendidikan keluarga). 1. Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan tempat pertama bagi anak untuk tumbuh dan berkembang dalam proses sosialisasi. Keluarga juga merupakan dasar utama dalam pembentukan struktur sosial yang lebih luas. Agen sosialisasi dalam lingkungan keluarga meliputi ayah, ibu, saudara kandung, saudara angkat yang belum menikah yang tinggal bersama dalam sebuah rumah. Dalam lingkungan keluarga diperkenalkan tentang nilai gender. Misalnya anak laki-laki membantu ayahnya dalam membetulkan kran yang bocor dan anak perempuan membantu ibu mencuci baju.
Berbeda halnya dengan lingkungan masyarakat yang menganut pada sistem kekerabatan. Kekerabatan ini diperluas karena meliputi keluarga yang lainnya, misal kakek, nenek, paman, bibi (di luar keluarga inti). Di lingkungan masyarakat perkotaan yang sudah cukup padat penduduknya, proses sosialisasi ini dilakukan oleh orang-orang yang berada di luar anggota kerabat biologis seorang anak, misal dengan pengasuh bayi (baby sitter). Menurut Gertrudge Jaeger peranan agen sosialisasi dalam lingkungan keluarga ini berperan sangat penting karena anak sepenuhnya berada dalam lingkungan keluarganya terutama orang tuanya sendiri.
2. Kelompok Bermain
Setelah proses sosialisasi dalam lingkungan keluarga atau orang tua kita dapatkan, maka selanjutnya adalah sosialisasi yang kita dapat dalam kelompok bermain atau teman bermain. Kelompok bermain yang terdiri dari berbagai macam individu dengan karakter dan sifat yang berbeda-beda membuat kita banyak mendapatkan sebuah nilai atau norma, yang mana dapat mempengaruhi kita dalam berinteraksi.
Pada tahap inilah seseorang masuk dalam tahap game stage, di mana hubungan interaksi yang dilakukan dengan teman sebaya dan derajat yang sama antara teman-teman di sana. Melalui teman bermainlah kita dapat belajar tentang nilai-nilai keadilan atau persamaan derajat. Tidak hanya itu, dalam kelompok bermain kita dapat belajar perihal perilaku seseorang, mulai dari sifat dan kepribadiannya, serta narasi sebuah pengalaman yang dapat menambah sebuah referensi baru kepada si anak tersebut.
3. Sekolah atau Pendidikan
Selanjutnya adalah lingkungan sekolah. Pembentukan perilaku, sikap, seorang anak akan lebih luas dalam lingkungan sekolah atau dunia pendidikan. Ranah pendidikan menjadi agen media sosialisasi yang luas dari pada keluarga ataupun teman bermain. Seorang anak akan mendapatkan sebuah peranan-peranan baru dalam lingkungan tersebut, yang mana anak akan menjadi sosok yang mandiri dan berjiwa sosial kepada orang lain dan masyarakat.
Salah satu contoh yang bisa kita lihat, yaitu pemberian reward atau hadiah, atas prestasi yang didapat seorang anak, seperti mendapat juara kelas, juara lomba, dan sejenisnya, di sinilah letak bagaimana media sosialisasi sekolah lebih luas cakupannya, karena seorang anak akan mendapatkan peranan baru dan bisa bersaing serta mandiri dengan sendirinya.
Selain itu juga, kita mendapatkan pelajaran-pelajaran yang beragam dari guru, dan teman diskusi kita dalam ranah pendidikan. Menurut Robert Dreeben, berpendapat bahwa yang dipelajari anak di sekolah, di samping membaca, menulis, dan berhitung, ada aturan tentang atau mengenai kemandirian, prestasi, universalisme, dan spesifitas. Oleh karena itu, agen sosialisasi dalam lingkungan pendidikan atau sekolah menjadi penting dan memberikan pengaruh luas kepada seseorang dalam menjalankan proses sosialisasi dengan orang lain.
4. Media Massa
Perkembangan dunia informasi kian pesat pada era modern sekarang ini. Pengaruh teknologi informasi dalam proses sosialisasi memberikan hal-hal baru yang didapat dengan mudah. Melalui smartphone kita dapat mengakses dan menerima informasi secara cepat dan akurat. Ini juga bagian dari proses sosialisasi. Di mana komunikasi juga merupakan bagian terpenting dan menjadi kebutuhan mendasar semua orang. Media massa (bisa tv, radio, koran, majalah, ataupun media sosial, fb, instagram, twitter, dan lainnya) mempunyai peranan penting dalam proses transformasi nilai-nilai dan norma-norma baru kepada masyarakat.
Light, Keller, dan Calhoun mengemukakan bahwa media massa yang terdiri dari media cetak dan elektronik, yang mana bentuk-bentuk komunikasi yang menjangkau sejumlah besar orang. Dan juga dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Media massa juga dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap pembentukan keyakinan-keyakinan baru atau mempertahankan sebuah keyakinan yang ada tersebut. Proses sosialisasi melalui media massa ruang lingkupnya lebih luas, seperti pada iklan-iklan yang ada pada media massa, seperti iklan gaya hidup, fashion, pola-pola konsumsi, dan perilaku-perilaku lainnya yang didapat dari iklan tersebut.
5. Lingkungan Kerja
Setelah masa kanak-kanak, dan masa remaja sudah kita lewati, maka dunia baru akan kita dapatkan, yaitu dunia kerja. Kita akan meninggalkan kelompok bermain, lingkungan keluarga (bagi yang kerjanya di luar daerah/jauh dari orang tua), maka dalam dunia kerja pun kita akan mulai mendapatkan nilai dan norma yang baru pula.
Terlepas dari masa kanak-kanak dan masa remaja, dalam dunia kerja kita akan lebih dewasa, dan bertindak dengan jelas dan tegas. Misalnya, ketika kita bekerja di instansi pemerintahan, maka akan berbeda pula nila dan norma yang kita dapat, ketika kita bekerja sebagai pegawai swasta.
Oleh karena itu, pengaruh dari dunia kerja terhadap proses sosialisasi yang kita dapatkan akan memberikan nilai dan norma yang baru terhadap diri kita. Profesi yang kita kerjakan juga dapat memberikan hal yang berbeda kepada kita, dalam hal berinteraksi, misalnya kita bekerja di dunia fashion, maka perilaku dan gaya hidup kita juga pasti akan berbeda, atau jika pekerjaan kita sebagai seorang tenaga pengajar, sudah pasti perilaku kita juga akan berbeda.
Dari berbagai sumber
Post a Comment