Pengertian Peranan Sosial, Ruang Lingkup, Macam, Kategori, Teori, dan Beberapa Konsep
Table of Contents
Peranan Sosial |
A. Pengertian Peran Sosial
Peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Ketika seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka orang tersebut telah menjalankan suatu peranan. Peranan dan kedudukan saling tergantung satu sama lain. Tidak ada peranan tanpa kedudukan, demikian pula tidak ada kedudukan tanpa peranan. Kata peran dalam Bahasa Inggris disebut dengan role, adalah istilah yang diadopsi dari dunia teater Shakespeare. Role atau peran adalah aktivitas yang dimainkan oleh aktor panggung. Dalam sosiologi, peran juga senantiasa dimainkan oleh aktor sosial dalam kehidupan sehari-hari. Peran ada waktu dimulainya, dan ada pula waktu diakhirinya, sebagaimana drama teater.
Peran dalam objek kajian sosiologi, merupakan perilaku yang diharapkan dari seseorang yang menduduki status sosial tertentu dalam masyarakat. Peran sosial seseorang dalam masyarakat sangat ditentukan oleh status sosial yang dimilikinya. Jika status sosial seseorang tinggi, maka akan semakin tinggi pula peran sosialnya dalam masyarakat, atau sebaliknya. Peran sosial dianggap sangat penting karena mengatur perilaku seseorang dalam masyarakat berdasarkan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut.
Pengertian Peran Sosial Menurut Para Ahli
1. Abu Ahmadi (1982), Pengertian peran adalah sebagai suatu kompleks pengharapan manusia terhadap caranya individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu yang berdasarkan status dan fungsi sosialnya.
2. Soerjono Soekanto (2002:243), Definisi peran ialah aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peran.
B. Ruang Lingkup Peran Sosial
Peranan dapat mencakup 3 (tiga) hal di antaranya, 1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat
2. Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi
3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat
C. Macam Peran Sosial
1. Peran ideal, yaitu peran yang sesuai dengan status sosial. Biasanya peran ideal juga sesuai dengan ekspektasi masyarakat pada umumnya. Sebagai contoh, peran ideal seorang siswa dan mahasiswa adalah belajar. 2. Peran yang diinginkan, yaitu peran yang dimainkan oleh seseorang karena keinginannya sendiri. Misalnya, seorang ayah yang memainkan perannya sebagai seorang kakak pada anaknya yang beranjak remaja. Atau seorang bos yang berperan sebagai mentor pada karyawannya. Peran ini dimainkan karena kehendak pribadi tanpa mempertimbangkan status sosialnya.
3. Peran yang dikerjakan, yaitu peran ideal yang dikerjakan atau dieksekusi. Misalnya seorang presiden di Indonesia yang juga sekaligus seorang panglima tertinggi dan kepala pemerintahan. Ia mengambil keputusan untuk berperang atau tidak sebagai panglima tertinggi. Ia juga membuat regulasi sebagai kepala pemerintahan.
D. Kategori Peran Sosial
1. Peran Budaya, budaya adalah salah satu atribut utama masyarakat. Orang sering terlibat dengan berbagai aspek budaya. Seseorang yang masuk dalam wilayah budaya harus memenuhi harapan masyarakat yang melekat padanya. Sebagai contoh, seorang imam harus memenuhi tugas-tugas seperti melakukan ritual dan upacara.2. Diferensiasi Sosial, diferensiasi sosial pada dasarnya mengacu pada perubahan peran sosial dengan profesi dan hubungan. Individu yang mempraktikkan berbagai profesi, seperti mengajar, memasak, dan memasang pipa memiliki peran yang berbeda untuk dipenuhi.
3. Situasi-Peran khusus, orang mengambil peran yang berbeda, sesuai dengan situasinya. Kadang-kadang, seseorang ternyata menjadi korban kecelakaan, atau saksi mata karena situasi yang tidak terduga.
4. Peran Bio-Sosiologis, manusia hidup dalam lingkungan tertentu, sehingga mereka memiliki banyak tanggung jawab terhadap konservasi dan pelestarian alam dan anggotanya.
5. Peran Gender, peran gender adalah analisis peran yang diharapkan seseorang memainkan contoh status sosial yang sesuai dengan jenis kelamin, seperti peran ayah seharusnya menjadi kepala keluarga dengan memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, ibu menjadi pembimbing utama bagi seorang anak, dan lain sebagainya.
Kategori Peran Sosial Lainnya
1. Berdasarkan Cara Mendapatkannya
a. Peran bawaan, ialah peran yang diperoleh seseorang secara otomatis atau dengan kata lain bukan karena usaha atau prestasi yang dilakukannya. Sehingga bisa dikatakan bahwa peran bawaan merupakan peran yang melekat pada diri seseorang. Contohnya peran sebagai bapak atau ibu, peran sebagai anak, dan sebagainya. Peran-peran tersebut ada dengan sendirinya dan tidak bisa dihindari sebab merupakan dampak dari status bawaannya.
b. Peran pilihan, ialah peran seseorang yang didapatkan melalui suatu usaha, sehingga setiap orang bebas menentukan perannya sendiri sesuai dengan yang dia harapkan. Contohnya peran sebagai dokter, guru, tentara, atau petani. Peran-peran tersebut harus disesuaikan dengan kemampuan, bakat, dan keterampilan yang dimilikinya.
2. Berdasarkan Cara Pelaksanaan
a. Peran yang diharapkan, ialah peran seseorang yang diharapkan oleh masyarakat untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan lengkap, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Contohnya peran seorang polisi, hakim, jaksa, dan pengacara. Peran-peran tersebut harus dilakukan dengan baik dan tidak boleh ditawar-tawar sebab terkait dengan hak asasi seseorang.
b. Peran yang disesuaikan, ialah peran yang pelaksanaannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi tertentu. Jenis peran yang satu ini terjadi bukan karena faktor manusia atau pelakunya saja, tapi karena kondisi dan situasi yang menyebabkan seseorang melakukan suatu peran. Contohnya peran seorang pelawak yang memerankan tugasnya sebagai pelawak ketika berada di panggung, tapi ketika berkumpul dengan keluarga tidak akan menyampaikan pesan dengan lawakan.
3. Berdasarkan Prioritas Pelaksanaan
a. Peran kunci, ialah peran pokok atau inti dari beberapa peran yang dimiliki seseorang. Sebagai contoh: Pak Budi selain sebagai kepala keluarga juga menjadi dokter, ketua RT, pengurus masjid, dan ketua koperasi. Dari beberapa peran tersebut peran kunci Pak Budi ialah seorang dokter.
b. Peran tambahan, ialah peran yang dilakukan seseorang setelah melakukan peran utamanya atau peran kunci. Sebagai contoh: Pak Budi yang mendapatkan peran tambahan selain menjadi dokter. Beberapa ciri pokok peran tambahan yaitu tidak dilakukan berdasarkan ijazah dan keahlian tertentu, bukan sebagai sumber penghasilan utama, dan dalam melakukannya tidak mencemarkan peran kunci.
E. Pendekatan Teoretis Peran Sosial
1. Teori struktural, merupakan pendekatan makro, dikenalkan oleh sosiolog Amerika Robert E. Park. Pendekatan struktural melihat peran sosial ditentukan oleh posisi dalam struktur sosial. Posisi sosial mengandung status dan secara langsung menentukan perilaku individu. Teori ini melihat bahwa peran sosial adalah produk dari status sosial.2. Teori interaksional, merupakan pendekatan mikro. Peran menurut teori interaksional dimainkan oleh individu berdasarkan situasi dan interaksi dengan lingkungan sosialnya. Teori ini dikenalkan oleh George H. Mead dalam bukunya Mind, Self and Society. Menurut Mead, individu memiliki kapasitas melakukan refleksi untuk melihat dirinya sendiri melalui kaca mata orang lain. Kemampuan ini menentukan peran sosial yang dipraktikkan oleh seseorang. Dengan demikian, peran tidak ditentukan oleh posisi atau status, melainkan oleh hasil refleksi dan ekspektasi tentang dirinya melalui lensa mata orang lain.
3. Teori relasional, merupakan rekonsiliasi antara teori struktural dan teori interaksional. Tokoh yang berpengaruh dalam perkembangan pendekatan ini, antara lain R. Turner, G. Ritzer dan J. Turner. Menurut teori relasional, peran sosial yang dimainkan oleh seseorang bisa dideterminasi oleh kekuatan struktural atau bisa juga oleh kekuatan interaksional. Masing-masing memiliki keterbatasan untuk melakukan analisis peran. Teori relasional melihat kedua faktor determinan tersebut sangat tergantung pada mana yang lebih efisien untuk mencapai tujuan, melalui konfirmasi ekspektasi dan refleksi. Dengan demikian relasi antara konfirmasi (selaras dengan ekspektasi masyarakat) dan efisiensi (refleksi individu) menentukan apa peran sosial yang dimainkan seseorang.
4. Teori dramaturgis, analisis peran juga dapat dimulai dengan melihat kehidupan sosial seperti panggung teater, di mana setiap individu adalah aktor. Peran yang dimainkan aktor begitu beragam. Faktor penentunya pun beragam. Peran sosial tidak selalu berlangsung harmonis dan fungsional. Tak jarang berwujud konflik. Hal ini menunjukkan bahwa peran sosial bersifat dinamis.
F. Beberapa Konsep tentang Peran Sosial
1. Role Conflict (Konflik peran), mengacu pada situasi yang terjadi ketika seseorang diharapkan untuk bertindak dalam peran kontradiktif dalam kehidupan sehari-hari. Konflik dapat menjadi produk dari kepentingan kontradiktif atau ketika ada norma yang berbeda dengan tanggung jawab seseorang dalam peran tertentu. Konflik peran terjadi dalam kehidupan pribadi maupun profesional. Contoh konflik peran adalah situasi yang terjadi ketika seorang ibu yang bekerja dinilai tidak cocok dengan peran “istri yang baik”.2. Role Distancing (Menjauhkan Peran/Jarak Peran), mengacu pada praktik menjauhkan diri dari peran. Sebagai contoh, seorang aktor mungkin harus mempraktikkan konsep role distancing sangat sering, antara perspektif profesional dan pribadi.
3. Role Exit (Menghentikan Peran), proses penghentian dari peran untuk membangun yang baru. Contohnya adalah transformasi seseorang menjadi orang tua.
4. Role Expectation (Ekspektasi Peran), ekspektasi peran merujuk pada serangkaian tindakan yang diharapkan dari seseorang yang memainkan peran tertentu. Misalnya, setiap profesi memiliki seperangkat peran spesifik yang diharapkan darinya.
5. Role performance (Kinerja Peran), adalah istilah yang mengacu pada tingkat kinerja seseorang sehubungan dengan peran yang ditugaskan kepadanya.
6. Role reversal (Pembalikan peran), pembalikan peran mengacu pada tindakan orang bertukar peran satu sama lain. Sebagai contoh, seorang psikolog dapat mencari bantuan dari teman dekat atau kerabatnya.
7. Role segregation (Segregasi Peran), segregasi peran mengacu pada pemisahan mitra peran satu sama lain. Sebagai contoh, seorang hakim Pengadilan tidak akan muncul untuk kasus yang memiliki hubungan pribadi dengannya.
Dari berbagai sumber
Download
Post a Comment