Pengertian Norma Kesusilaan, Fungsi, Sanksi, dan Contohnya

Table of Contents
Pengertian Norma Kesusilaan
Norma Kesusilaan

A. Pengertian Norma Kesusilaan

Pengertian susila dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah baik budi bahasanya; beradab; sopan; adat istiadat yang baik; sopan santun; kesopanan; keadaban; kesusilaan; pengetahuan tentang adab, dan kesusilaan adalah perihal susila; yang berkaitan dengan adab dan sopan santun; norma yang baik; kelakuan yang baik; tata krama yang luhur.

Norma kesusilaan adalah suatu aturan sosial yang mengatur tentang cara manusia berperilaku secara umum yang bersumber dari hati nurani atau akhlak yang dipraktikkan secara berulang sehingga menjadi kebiasaan. Norma kesusilaan dalam istilah lain disebut dengan mores. Berbeda dengan kebiasaan, kesusilaan memiliki penekanan pada hati nurani dan tindakan manusiawi.

Oleh karena ketaatan pada norma ini terefleksikan pada akhlak yang bersumber dari hati nurani, maka tak heran jika norma ini dianggap berlaku universal. Setiap manusia punya hati nurani yang mengedepankan perilaku manusiawi kepada sesama. Dalam kehidupan, norma ini menjadi pembeda dalam hubungan sosial antara kita sebagai manusia dengan makhluk hidup lainnya. Norma kesusilaan juga disebut sebagai norma moral, sehingga mereka yang melanggar aturan hidup ini disebut sebagai orang yang tidak bermoral atau asusila.

B. Fungsi Norma Kesusilaan

Fungsi norma kesusilaan adalah agar tercipta kehidupan masyarakat yang harmonis dan perlakukan manusiawi antarsesama. Sebagai contoh, menghilangkan nyawa orang lain secara terencana dan sengaja adalah perbuatan tidak manusiawi. Kita bisa katakan bahwa norma ini mencegah adanya perbuatan seperti itu.

Fungsi lain yaitu sebagai alat pengendalian sosial atau kontrol sosial. Masyarakat dapat mengontrol agar seseorang tidak menyimpang dari kesusilaan. Kontrol dari masyarakat bisa berupa teguran atau bahkan hukuman. Perlu diingat sekali lagi bahwa norma ini bisa beririsan dengan norma lainnya, seperti norma kesopanan, agama, dan hukum.

C. Sanksi Norma Kesusilaan

Orang yang menyimpang dari kesusilaan biasanya timbul dalam dirinya rasa bersalah. Masyarakat mengasingkan, menegur, menyindir, atau bahkan menghukumnya. Hukuman diberikan apabila tindakan yang tidak manusiawi yang telah dilakukan masuk dalam perbuatan pelanggaran hukum.

Contohnya pelecehan seksual akan dilihat oleh masyarakat yang taat pada norma ini sebagai tindakan yang tidak manusiawi. Pelaku pelecehan bisa diejek, diasingkan, diusir dari tempat tinggalnya, atau bahkan dituntut hukuman.

D. Contoh Norma Kesusilaan

1. Jujur dalam Bersikap dan Bertingkah Laku, jujur bukan hanya dalam berbicara tapi juga dalam bersikap dan bertingkah laku. Salah satu contohnya adalah sikap kita ketika menemukan atau melihat barang milik orang lain yang terjatuh atau tertinggal di suatu tempat. Orang yang jujur akan menyerahkan barang tersebut ke pemilik atau melaporkan dan menyerahkannya ke pihak berwajib agar bisa dikembalikan kepada pemiliknya.
2. Meminta Maaf Saat Melakukan Kesalahan, umumnya orang yang melakukan kesalahan akan meminta maaf. Ini merupakan salah satu bentuk aturan hidup sehari-hari yang berlaku di masyarakat secara umum. Dengan meminta maaf maka seseorang menyadari kesalahannya dan bersikap dewasa dengan meminta maaf. Orang yang berani meminta maaf merupakan pribadi yang bertanggungjawab dan dapat diandalkan.
3. Berpakaian Sesuai Tempat dan Situasi, cara berpakaian juga merupakan salah satu bentuk aturan kesusilaan. Umumnya orang memilih untuk berpakaian sesuai dengan tempat dan situasi. Bila kita menghadiri suatu acara resmi, tentunya kita harus memakai pakaian yang resmi. Dan untuk kegiatan yang santai, kita bisa berpakaian kasual yang santai. Cara berpakaian juga dapat menunjukkan kepribadian orang tersebut.
4. Menghargai dan Menghormati Orang Lain, dalam pedoman hidup manusia terdapat aturan tentang cara manusia dalam bergaul dengan sesama manusia. Secara umum, orang yang lebih tua wajib dihormati dan dihargai orang yang lebih muda. Selain itu, cara berbicara dan menyampaikan pendapat kepada orang lain juga harus dijaga. Sesuaikan cara berkomunikasi dengan orang yang sebaya dengan orang yang lebih tua.
5. Berbicara Hal-Hal yang Baik, bagi banyak orang, cara berbicara merupakan hal yang dianggap sepele. Namun, kenyataannya cara kita berbicara dan topik yang dibicarakan dapat berdampak besar bagi orang lain dan diri kita sendiri. Membicarakan hal tentang orang lain akan berdampak juga pada diri kita sendiri. Itu sebabnya perlu memperhatikan cara berbicara karena hal itu akan berdampak pada diri sendiri.
6. Tidak Mengambil Hak Orang Lain, manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Dalam kehidupan bersama, tentunya setiap individu harus menghargai dan menghormati hak orang lain. Masing-masing individu tidak boleh mengambil hal milik orang lain atau merugikan pihak lain. Segala tindakan yang merugikan, misalnya mengambil hak orang lain akan merusak keseimbangan masyarakat sehingga menciptakan kesenjangan dan berpotensi mengakibatkan terjadinya chaos.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment