Pengertian Tindakan Sosial, dan Bentuknya
Tindakan Sosial |
A. Pengertian Tindakan Sosial
Tindakan sosial atau dalam Bahasa Inggris diterjemahkan menjadi social action adalah perilaku yang dilakukan oleh individu dengan pertimbangan interpretatif atas situasi, interaksi, dan hubungan sosial dikaitkan dengan preferensi nilai, kepercayaan, minat, emosi, kekuasaan, otoritas, kultur, kesepakatan, ide, kebiasaan, atau lainnya yang dimiliki oleh individu.
Tindakan sosial merupakan tindakan yang dilakukan oleh seorang individu yang diarahkan pada lingkungan, khususnya pada tindakan orang lain. Tindakan sosial yang didasari dari individu akan memberi pengaruh terhadap perubahan dalam masyarakat. Baik perubahan yang bisa menimbulkan dampak positif ataupun perubahan yang bisa menimbulkan dampak negatif.
Tindakan sosial melibatkan upaya interpretasi dan preferensi yang dimiliki oleh individu. Dalam upaya melakukan interpretasi dan kaitannya dengan preferensi, individu yang melakukan tindakan sosial berusaha menangkap makna simbolik yang bisa diperoleh dari tindakannya tersebut.
B. Bentuk Tindakan Sosial
Max Weber mengemukakan bahwa pada dasarnya ada 4 jenis atau tipe dalam tindakan sosial yang dilakukan oleh individu kepada masyarakat di antaranya,
1. Tindakan Rasional
Tindakan ini disebut juga tindakan instrumental bertujuan. Kata ”rasional” mengandung makna implisit logis dan instrumental untuk mencapai tujuan. Artinya tindakan sosial dilakukan dengan pertimbangan untuk mencapai tujuan yang sudah dipikirkan sebelumnya. Tindakan rasional dilakukan dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara yang digunakan dan tujuan yang akan dicapai.
Contoh dalam bentuk tindakan sosial rasionalitas instrumental ini misalnya saja adanya seorang siswa membutuhkan serta memutuskan untuk membeli komputer daripada sepeda motor dengan alasan bahwa komputer tersebut lebih menunjang kegiatan belajarnya. Contoh lain seorang karyawan lebih memilih naik ojek untuk ke kantor ketimbang angkutan umum lainnya karena ojek bisa menerobos gang-gang sempit agar lebih cepat sampai.
2. Tindakan Berorientasi Nilai
Tindakan ini dilakukan dengan pertimbangan nilai. Artinya individu yang bertindak mengutamakan apa yang dianggap baik, lumrah, wajar atau benar dalam masyarakat di atas tujuan individual. Apa yang dianggap baik bisa bersumber dari etika, agama, atau bentuk sumber nilai lain. Bentuk tindakan berorientasi nilai dilakukan dengan memperhitungkan manfaatnya, tetapi tujuan yang dicapai tidak terlalu dipertimbangkan, yang penting tindakan tersebut baik dan benar menurut penilaian masyarakat.
Misalnya saja tindakan yang kita lakukan saat menolong teman yang sedang kesusahan, dan tujuan dari sikap kita menolong jelas bukan diri kita sendiri, akan tetapi manfaatnya dapat dirasakan jika kita sedang merasakan kesusahan dan mendapatkan pertolongan orang lain. Contoh lain, kita memilih makan dan minum dengan tangan kanan ketimbang tangan kiri. Ketika sedang dalam jamuan makan malam dengan pejabat, kamu memilih makan dengan sendok. Keputusan untuk makan dan minum dengan tangan kanan atau dengan sendok didasarkan atas pertimbangan nilai.
3. Tindakan Afektif
Tipe tindakan ini didasarkan atas keterlekatan emosional. Emosional di sini harus ditegaskan berbeda dengan rasional. Pertimbangan emosional meliputi hal-hal yang berkaitan dengan perasaan, seperti; marah, sedih, cinta, empati, simpati, kasihan, bahagia, dan sebagainya. Perlu digarisbawahi bahwa aspek emosional yang muncul merupakan reaksi spontan atas apa yang dialaminya. Di sini jelas perbedaannya, apabila rasional melibatkan pertimbangan mendalam, emosional cenderung lebih spontan.
Contohnya seseorang yang menangis ketika mendengar lagu sedih. Tindakannya berupa menangis dilakukan spontan begitu saja ketika mendengarkan lagu. Menangis dalam contoh ini merupakan bentuk tindakan afektif. Seorang ibu yang tersenyum bahagia atas kelahiran anaknya meskipun masih merasakan sakit setelah melahirkan adalah contoh tindakan afektif.
4. Tindakan Tradisional
Tipe tindakan ini menggunakan tradisi, custom, adat atau kebiasaan masyarakat sebagai pertimbangannya. Biasanya tindakan tradisional dilakukan tanpa perencanaan. Tujuan dan cara melakukannya berbentuk repetitif atau mengulang apa yang biasanya dilakukan. Apa yang dilakukan individu dalam tindakan ini atas dasar kepercayaan dan warisan orang-orang terdahulu tanpa lagi melakukan pertimbangan pemikiran.
Contoh yang golong di dalam tindakan sosial tradisional misalnya saja adanya sesajen menggunakan kepada kerbau, kepala banteng, untuk memberi keamanan dan memperlancar rizki seseorang. Kepercayaan seperti itulah yang tergolong dalam bentuk tindakan tradisional. Contoh lain, beberapa kelompok masyarakat muslim di Jawa menyelenggarakan tahlilan rutin setiap malam Jumat. Upacara-upacara adat untuk memperingati keluarga yang sudah meninggal dilakukan oleh beberapa suku di Indonesia dengan cara yang berbeda-beda. Mereka yang turut merayakan atas nama menjalankan tradisi, artinya melakukan tindakan tradisional.
Keempat tipe tindakan tersebut berguna untuk menganalisis makna simbolis dari tindakan yang dilakukan individu. Makna simbolis dapat diidentifikasi dengan cara melakukan interpretasi dan mengklasifikasi tipe tindakan sosial apa yang dilakukan oleh individu.
Tipe tindakan di atas merupakan salah satu kontribusi penting Max Weber dalam disiplin sosiologi. Memahami teori tindakan sosial adalah memahami masyarakat secara interpretatif. Di sinilah sosiologi bisa memberi penjelasan kausal mengenai fenomena sosial.
Dari berbagai sumber
Download
Penjelasan Konsep Tindakan Sosial dari Max Webber di Media Sosial:
https://youtu.be/zqdJH-Hsl60?si=gWpUxhlH5tthHlp-
https://www.instagram.com/p/C7At1oSRv2s/
https://www.tiktok.com/@sosiologisman1cibeber/video/7369410839733898497
Post a Comment