Pengertian Makna, Jenis, dan Perubahan Makna

Table of Contents
Pengertian Makna
Makna

A. Pengertian Makna

Pengertian makna dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah arti; maksud pembicara atau penulis; pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan. Makna atau arti adalah hubungan antara lambang bunyi dengan acuannya. Makna merupakan bentuk responsi dari stimulus yang diperoleh pemeran dalam komunikasi sesuai dengan asosiasi maupun hasil belajar yang dimiliki.

Ujaran manusia itu mengandung makna yang utuh. Keutuhan makna itu merupakan perpaduan dari empat aspek, yakni pengertian (sense), perasaan (feeling), nada (tone), dan amanat (intension). Memahami aspek itu dalam seluruh konteks adalah bagian dari usaha untuk memahami makna dalam komunikasi.

Makna terbagi ke dalam dua kelompok besar yaitu speaker-sense dan linguistic-sense. Yang disebut pertama merujuk pada tujuan atau niat pembicara ketika mengatakan sesuatu. Sedangkan yang disebut terakhir merujuk pada makna linguistik yakni yang lazim dipersepsi penutur bahasa. Yakni makna secara literal, dan ini merupakan bagian dari semantik.

Terdapat sejumlah sifat-sifat dan relasi makna yang lazim dibahas oleh semantik: ambiguitas leksikal, sinonimi, hiponimi, overlap dan antonimi. Ambiguitas leksikal terjadi tatkala satu kata memiliki lebih dari dua arti. Sinonimi adalah sejumlah kata yang memiliki makna yang sama. Hiponimi adalah satu kata yang artinya mencakupi keseluruhan makna kata lainnya. Overlap adalah fenomena semantis tatkala dua kata atau lebih bertumpang-tindih fitur semantiknya. Antonim adalah dua kata yang berlawanan artinya.

Pengertian Makna Menurut Para Ahli
1. Tjiptadi (1984:19), makna adalah arti atau maksud yang tersimpul dari suatu kata, jadi makna dengan bendanya sangat bertautan dan saling menyatu. Jika suatu kata tidak bisa dihubungkan dengan bendanya, peristiwa atau keadaan tertentu maka kita tidak bisa memperoleh makna dari kata itu
2. Ullman (1972), apabila seseorang memikirkan maksud dari perkataan seseorang sekaligus rujukannya atau sebaliknya maka akan lahirlah makna. Jadi makna itu merupakan gabungan dari maksud dan perkataan. Nah, makna ini bisa saja berbeda dengan perkataan alias tidak selalu sama
3. Hornby dalam Sudaryat (2009: 13), menjelaskan bahwa makna merupakan apa yang kita artikan atau dimaksudkan oleh kita
4. Dajasudarma (1999: 5), menjelaskan bahwa makna merupakan pertautan antara unsur-unsur bahasa itu sendiri
5. Purwadarminto, menjelaskan bahwa makna yaitu arti atau maksud
6. Ferdinand de Saussure (Abdul Chear, 1994:286), berpendapat bahwa makna merupakan konsep yang dimiliki oleh suatu tanda linguistik

B. Jenis Makna

1. Makna Leksikal, adalah makna kata atau leksem sebagai lambang benda, peristiwa, objek, dan lain-lain. Makna ini dimiliki unsur bahasa lepas dari penggunaan atau konteksnya.
2. Makna Langsung, konseptual atau denotatif, adalah makna kata atau leksem yang didasarkan atas penunjukan yang langsung (lugas)pada suatu hal atau objek di luar bahasa. Makna langsung atau makna lugas bersifat objektif, karena langsung menunjuk objeknya.
3. Makna Kiasan atau asosiatif, adalah makna kata atau leksem yang didasarkan atas perasaan atau pikiran yang timbul pada penyapa dan manusia yang disapa. Makna ini muncul sebagai akibat asosiasi perasaan pemakai bahasa terhadap leksem yang dilafalkan atau didengarnya. Dilihat dari nilai rasa yang terkandung di dalamnya, makna kiasan (asosiatif) dibedakan atas makna konotatif, makna stilistik, makna afektif, makna replektif, makna kolokatif, dan makna idiomatis.
4. Makna Struktural, adalah makna yang muncul sebagai akibat hubungan antara unsur bahasa yang satu dengan unsur bahasa yang lain dalam satuan yang lebih besar, baik yang berkaitan dengan unsur fatis maupun unsur musis. Unsur fatis adalah unsur-unsur segmental yang berupa morfem, kata, frasa, klausa, dan kalimat, sedangkan unsur musis adalah unsur-unsur bahasa yang berkaitan dengan supra-segmental seperti irama, jeda, tekanan, dan nada. Makna struktural yang berkaitan dengan unsur fatis disebut makna gramatikal, sedangkan yang berkaitan dengan unsur musis disebut makna tematis.
a. Makna Gramatikal, adalah makna yang muncul sebagai akibat hubungan antara unsur-unsur gramatikal dalam satuan gramatikal yang lebih besar. Misalnya, hubungan morfem dan morfem dalam kata, kata dan kata lain dalam frasa atau klausa, frasa dan frasa dalam klausa atau kalimat.
b. Makna Tematis, adalah makna yang muncul sebagai akibat penyapa memberi penekanan atau fokus pembicaraan pada salah satu unsur kalimat.

C. Perubahan makna

1. Generalisasi, atau perluasan makna adalah makna sesuatu lebih luas dari kata asalnya. Contoh: Presiden, Ayah, Ibu, Anak, Saudara, dan sebagainya
2. Spesialisasi, atau penyempitan makna adalah makna sesuatu lebih sempit dari kata asalnya. Contoh: Madrasah, Guru, Nasib, Sarjana, Pendeta, Sastra, dan sebagainya
3. Ameliorasi, atau peningkatan makna adalah makna kata yang nilai yang rasanya lebih tinggi dari asalnya. Contoh: Wanita, Pria, Istri, Sahabat, dan sebagainya
4. Peyorasi, atau penurunan makna adalah makna kata yang nilai yang rasanya lebih rendah dari kata sebelumnya. Contoh: Perempuan, Laki-laki, Bini, Misua, Kroni, dan sebagainya


Dari berbagai sumber

Download
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment