Pengertian Kompromi, Manfaat, dan Contohnya

Table of Contents
Pengertian Kompromi
Kompromi

A. Pengertian Kompromi

Kompromi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah persetujuan dengan jalan damai atau saling mengurangi tuntutan (tentang persengketaan dan sebagainya). Berkompromi adalah bersetuju dengan jalan damai (saling mengurangi tuntutan); melakukan kompromi. Demikian, kompromi merupakan bentuk akomodasi dari upaya untuk memperoleh kesepakatan di antara dua pihak yang saling berbeda pendapat atau pihak yang berselisih paham.

Kompromi merupakan upaya penyelesaian konflik/permasalahan dengan cara mempertemukan kedua belah pihak untuk melakukan komunikasi lebih lanjut. Hasil dari proses komunikasi diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang terjadi. Apabila melalui cara ini belum ditemukan solusi maka dapat memilih jalan lain yang terbaik. Kompromi dilakukan agar perbedaan pendapat atau silang pendapat dapat terselesaikan dengan pembuatan kesepakatan baru.

Kesepakatan baru dalam kompromi adalah kesepakatan yang dianggap saling menguntungkan kedua belah pihak atau tidak ada satu pihak yang dirugikan dengan kesepakatan yang dihasilkan. Mereka yang berupaya dalam membuat kesepakatan dalam kompromi menurunkan idealisme masing-masing sehingga tercapai kompromi. Kompromi juga dapat dikatakan sebagai jalan tengah untuk menyelesaikan berbagai persoalan.

B. Manfaat Kompromi

Menurut Joko Untoro kompromi adalah bentuk penyelesaian masalah sosial melalui akomodasi yang bermaksud untuk mendapatkan kesepakatan atas perselisihan yang dilakukan. Adanya kompromi ini diharapkan dapat mengurangi jumlah tuntutan antar dua pihak. Demikian berikut beberapa manfaat yang diperoleh dengan jalan kompromi di antaranya,
1. Menyelesaikan permasalahan dengan tanpa adanya pertikaian yang menyebabkan korban jiwa
2. Mencegah terjadinya pertentangan yang berkelanjutan antara kelompok sosial di masyarakat
3. Mempersatukan konflik yang pernah terjadi dengan dasar kekeluargaan
4. Meredakan permasalahan yang terjadi di masyarakat
5. Dianggap mampu menuntaskan permasalahan dengan solusi yang tidak lagi merugikan bagi kedua belah pihak yang terjadi pertikaian

C. Contoh Kompromi

1. Ketika belajar bersama di rumah kakak dan adik memiliki gaya belajar yang berbeda. Adik lebih nyaman belajar dalam kondisi sepi dan sunyi, sementara kakaknya lebih suka belajar sambil mendengarkan musik. Ketika hal tersebut terjadi maka akan terjadi perselisihan, kemudian kedua kakak dan adik ini melakukan kompromi untuk menyelesaikan masalah ini. Maka diambil jalan tengah, kakak mengalah belajar dengan menggunakan ear phone agar tidak mengganggu adik.
2. Tawar menawar yang terjadi di pasar. Ketika seorang penjual telah menetapkan dengan harga tertentu namun seorang pembeli menginginkan harga yang lebih murah, sehingga kedua pihak melakukan kompromi. Hal tersebut dilakukan untuk menentukan kesepakatan yang disetujui dua belah pihak. Ketika sudah dapat diambil kesepakatan maka kompromi tersebut dianggap berhasil.
3. Kesepakatan yang dilakukan oleh pekerja dan majikan. Sebelum melakukan pekerjaan maka seorang pekerja akan menanyakan berapa upah yang akan diterima setelah melakukan pekerjaan tersebut. Memberi kejelasan sistem kerja borong atau harian yang akan disesuaikan dengan kemampuan para pekerja. Ketika upah yang diberikan cocok maka pekerja akan melakukan pekerjaan tersebut dengan baik.
4. Keputusan dalam memilih tempat tinggal untuk pasangan suami istri. Kedua belah pihak akan melakukan kompromi di mana akan ditetapkan sebagai tempat tinggal yang paling cocok untuk mereka berdua. Tidak menimbulkan kerugian antara kedua belah pihak. Kesepakatan yang dibuat akan dijalankan bersama-sama dengan pihak yang terkait.
5. Kompromi antara guru dengan siswa, hal ini sering terjadi pada seorang anak yang memiliki masalah di sekolah. Guru biasanya mengajak anak untuk berkomunikasi agar anak tidak mengulangi kesalahan yang dilakukan. Hal yang paling sering terjadi yaitu ketika seorang anak tidak mengerjakan tugas dengan baik.


Dari berbagai sumber

Download
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment