Pengertian Empati, Jenis, Manfaat, dan Contohnya

Table of Contents
Pengertian Empati
Empati

A. Pengertian Empati

Empati (dari Bahasa Yunani εμπάθεια yang berarti ketertarikan fisik) didefinisikan sebagai respons afektif dan kognitif yang kompleks pada distres emosional orang lain. Empati dalam bahasa Inggris (Empathy) ditemukan pada tahun 1909 oleh E.B. Titchener sebagai usaha dari menerjemahkan kata bahasa Jerman Einfühlungsvermögen, fenomena baru yang dieksplorasi oleh Theodor Lipps pada akhir abad 19. Setelah itu, diterjemahkan kembali ke dalam Bahasa Jerman sebagai Empathie dan digunakan di sana.

Empati adalah kemampuan dengan berbagai definisi yang berbeda yang mencakup spektrum yang luas, berkisar pada orang lain yang menciptakan keinginan untuk menolong sesama, mengalami emosi yang serupa dengan emosi orang lain, mengetahui apa yang orang lain rasakan dan pikirkan, mengaburkan garis antara diri dan orang lain. Empati termasuk kemampuan untuk merasakan keadaan emosional orang lain, merasa simpatik dan mencoba menyelesaikan masalah, dan mengambil perspektif orang lain.

Kata empati digunakan untuk mengekspresikan jangkauan pengalaman yang luas. Para peneliti pada umumnya mendefinisikan empati sebagai kemampuan untuk merasakan kemampuan orang lain, dan juga kemampuan untuk membayangkan apa yang mungkin dirasakan atau dipikirkan oleh orang lain. Empati sering kali digambarkan sebagai ‘berada di dalam sepatu orang lain’ atau ‘melihat dari mata orang lain’.

Kemampuan berempati seharusnya dimiliki oleh semua orang, karena biasanya kemampuan ini muncul pada usia sekolah dasar atau sekitar usia enam tahun. Yang membedakan perasaan empati seorang individu dengan lainnya adalah tingkat kedalaman perasaan dan cara menunjukkan perasaan empati tersebut. Pentingnya empati dapat dilihat pada kesehatan hubungan antar personal seseorang, yang dapat merasakan perasaan orang lain namun tetap dapat menjaga keutuhan pikirannya sendiri. Sehingga orang tersebut tetap memiliki integritas dan identitasnya sendiri.

Pengertian Empati Menurut Para Ahli
1. Bullmer, empati adalah suatu proses yang terjadi ketika seseorang dapat merasakan perasaan orang lain dan menangkap arti perasaan tersebut, lalu dikomunikasikan dengan kepekaan yang sedemikian rupa sehingga menunjukkan bahwa orang tersebut sungguh-sungguh mengerti perasaan orang lain.
2. Adler, empati adalah penerimaan terhadap perasaan orang lain dan dapat meletakkan diri kita pada tempat orang tersebut. Empati berarti to feel in, atau proses ketika kita berdiri sejenak pada ‘sepatu orang lain’ agar dapat merasakan bagaimana dalamnya perasaan orang tersebut.
3. Thomas F. Mader dan Diane C Mader (1990), empati adalah kemampuan seseorang untuk berbagi perasaan yang dilandasi oleh rasa kepedulian, dan ada berbagai tingkatan dari kepedulian tersebut.
4. Taylor, empati adalah sebagai suatu usaha untuk menyelami perasaan orang lain agar dapat merasakan dan menangkap makna dari perasaan tersebut. Karena itulah empati menjadi faktor yang esensial untuk menjalin hubungan yang saling mempercayai karena ada penerimaan dan pengertian yang timbul secara tepat terhadap perasaan orang lain. Empati mengkomunikasikan pikiran dan perasaan orang lain secara tepat, karena itu dapat menjadi faktor yang penting bagi terciptanya hubungan saling mempercayai.
5. George Herbert Mead dalam Eisenberg (2000), empati adalah suatu bentuk kapasitas mengambil peran orang lain dan mengadopsi perspektif yang dimiliki orang lain lalu menghubungkannya dengan diri sendiri. Mead menambahkan komponen kognitif atau kemampuan untuk memahami dalam definisi empati, dengan penekanan pada kapasitas individu untuk memahami bagaimana seseorang memandang dunia melalui peran orang lain.
6. Kohler, berpendapat bahwa dari pada empati yang terfokus kepada perasaan yang terdalam, sebenarnya empati lebih menekankan bagaimana pemahaman terhadap perasaan orang lain daripada melakukan sharing dengan mereka. Empati dapat merubah seseorang dengan cara menjadi pribadi yang menyenangkan serta cara menghilangkan sifat egois.
7. Hurlock,  empati adalah kemampuan seseorang untuk dapat mengerti perasaan dan emosi orang lain, dan juga kemampuan untuk membayangkan diri sendiri di tempat orang lain dan menghayati pengalaman orang tersebut. Ia menyatakan bahwa kemampuan empati mulai muncul pada akhir masa kanak – kanak awal atau sekitar enam tahun.
8. Baron dan Byrne (2005), empati adalah merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk merasakan keadaan emosional orang lain, merasakan simpatik, mencoba menyelesaikan masalah dengan mengambil perspektif orang lain. Merasakan empati dapat menjadi cara mengubah diri menjadi lebih baik dan cara menghindari pergaulan bebas.
9. Nancy Eisenberg, empati adalah sebuah respons afektif yang asalnya dari penangkapan atau pemahaman akan keadaan emosi atau juga akan kondisi lainnya, yang mirip dengan perasaan orang lain. Empati merupakan kemampuan untuk menempatkan diri sendiri dalam posisi orang lain dan mampu merasakan penghayatan terhadap perasaan orang lain, namun tetap dapat mempertahankan jati dirinya sendiri. Emosi yang dirasakan seseorang tidak mengakibatkan seseorang lalu kehilangan identitas dirinya.
10. Daniel Goleman, empati adalah kemampuan untuk mengerti emosi – emosi yang dirasakan orang lain. Goleman juga mencatat bahwa ada tingkatan yang lebih dalam mengenai pengertian, pendefinisian dan reaksi terhadap kepedulian serta kebutuhan yang mendasari reaksi dan respons emosional lainnya. Lima elemen kunci dari empati menurut Daniel Goleman di antaranya,
a. Understanding Others, yaitu merasakan perasaan dan perspektif orang lain, juga berperan aktif dalam mengamati apa yang dipedulikan orang lain.
b. Developing Others, adalah bereaksi terhadap kebutuhan dan kepedulian orang lain, lalu membantu mereka untuk mengembangkan potensi dirinya secara maksimal.
c. Having a Service Orientation, aspek ini utamanya terdapat dalam situasi kerja, artinya mendahulukan kebutuhan pelanggan dan mencari jalan untuk memperbaiki kepuasan serta loyalitas pelanggan.
d. Leveraging Diversity, artinya mampu untuk menciptakan dan mengembangkan kesempatan melalui berbagai jenis orang, menerima bahwa semua orang membawa perbedaan di dalam satu kelompok.
e. Political Awareness, banyak orang yang memandang kemampuan politik sebagai hal yang manipulatif, namun dalam pengertian terbaik, artinya dapat merasakan dan menanggapi suatu arus emosional dalam suatu kelompok dan juga mengenali arus hubungan kekuatan di dalamnya.

B. Jenis Empati

Empati dapat dibagi menjadi beberapa jenis sesuai proses yang dialami oleh seseorang di antaranya,
1. Empati Kognitif, empati jenis ini terkadang disebut sebagai kemampuan perspektif yang merujuk kepada bentuk empati yang mengetahui emosi atau suasana hati yang sedang dialami orang lain dalam bentuk yang paling rasional. Pada dasarnya, empati kognitif adalah kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain dan melihat dari perspektif mereka.
2. Empati Afektif, merujuk kepada sensasi dan perasaan yang kita rasakan sebagai respons terhadap kondisi emosional orang lain, atau juga merasa terganggu ketika mendeteksi perasaan atau kegelisahan orang lain. Empati afektif merupakan suatu bentuk empati secara emosional ketika seseorang masuk ke dalam pengalaman subjektif dari orang lain. Hal ini dapat berefek baik karena itu berarti kita dapat mengerti dengan baik serta merasakan perasaan orang lain, namun efek buruk dapat terjadi apabila semua perasaan itu membuat kita kewalahan dan tidak mampu memberikan respons.
3. Empati Konatif, ketika seseorang melakukan sesuatu seolah-olah ia sedang berada di posisi orang lain untuk membantu dalam suatu situasi karena pengertiannya terhadap perasaan orang tersebut.

C. Manfaat Empati

Peran empati menjadi sangat penting untuk menjembatani hubungan baik dengan orang lain. Manfaat empati ini tidak hanya bisa dirasakan oleh diri sendiri, namun orang-orang di sekitar juga bisa ikut merasakan manfaat empati.
1. Membuat hidup lebih bahagia, ketika tumbuh rasa empati terhadap orang lain, kita akan mampu merasakan apa yang dirasakan orang lain. Jika rasa itu sudah tumbuh, maka terdapat rasa belas kasih dan kasih sayang terhadap sesama. Rasa belas kasih dan kasih sayang ini akan menjauhkan diri dari rasa iri, benci, maupun permusuhan kepada orang lain hingga membuat kita menjadi pribadi yang lebih bijaksana dan bahagia.
2. Membuat hidup lebih sehat, dengan menumbuhkan emosi positif yang diwujudkan dalam bentuk cinta kasih kepada sesama serta dengan mewujudkan hubungan sosial yang positif para peserta memiliki denyut jantung yang lebih stabil serta terhindar dari berbagai jenis penyakit.
3. Menjadi lebih pintar, empati akan membuat Anda lebih mudah untuk berhubungan baik dengan orang lain. Untuk mampu berhubungan baik dengan orang lain, Anda harus mampu menyesuaikan diri dengan orang-orang yang berbeda latar belakang pendidikan, sosial maupun ekonominya dengan Anda. Empati akan memudahkan Anda untuk itu, membuat Anda lebih pintar menyesuaikan diri dan juga tentunya membuat kecerdasan emosional Anda semakin meningkat.
4. Menumbuhkan rasa cinta kasih dari dalam diri, empati akan membuat kita mampu merasakan apa yang dirasakan orang lain. Membuat kita mampu menempatkan diri dalam situasi dan kondisi orang lain sehingga mampu merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain ini akan memunculkan rasa cinta kasih dari dalam diri kepada orang lain.
5. Mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam hidup, empati akan membuat kita menjadi lebih peduli dan mau membantu orang lain. Dengan kata lain empati merupakan kebaikan yang diberikan kepada orang lain. Setiap kebaikan yang diberikan akan mendapat balasan, baik dari Tuhan maupun dari sesama manusia.

D. Contoh Empati

1. Ketika terdapat teman yang bersedih atas sesuatu, maka perilaku empati muncul sesederhana dengan kehadiran dan usaha kita untuk menghiburnya.
2. Membantu dan ikut menyelesaikan masalah teman jika membutuhkan (bukan dalam konteks buruk).
3. Ketika terdapat berita duka dari salah satu teman kita yang saudaranya meninggal dunia, maka dengan menyampaikan rasa bela sungkawa kita sekaligus melayat ke rumah duka juga merupakan contoh tindakan empati.
4. Apabila teman sedang sakit, maka dengan datang menjenguknya dan membawakan apa yang ia butuhkan juga merupakan perilaku empati.
5. Ketika kita melihat dan mendengar ada saudara-saudara kita yang berada di luar daerah tempat kita tinggal mengalami musibah seperti bencana alam. Maka masyarakat datang berbondong-bondong untuk memberikan bantuan baik yang bersifat materi maupun non materi seperti tenaga dan juga doa. 


Dari berbagai sumber

Download
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment