Pengertian Rasional, Tipe, dan Aksiomanya

Table of Contents
Pengertian Rasional
Rasional

A. Pengertian Rasional

Istilah rasional dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah menurut pikiran dan pertimbangan yang logis; menurut pikiran yang sehat; cocok dengan akal. Rasional adalah suatu pola pikir di mana seseorang bersikap dan bertindak sesuai dengan logika dan nalar manusia.

Secara etimologi, istilah rasional berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu rasio yang artinya kemampuan kognitif untuk memilah antara yang benar dan salah dari yang ada dan dalam kenyataan. Rasional  merupakan suatu konsep yang sifatnya normatif yang merujuk pada keselarasan antara keyakinan seseorang dengan alasan orang tersebut untuk yakin, atau tindakan seseorang dengan alasannya untuk melakukan tindakan tersebut.

Rasionalitas merupakan anggapan yang memungkinkan kita untuk membuat pilihan-pilihan berdasarkan standar-standar logis, dan tidak akan secara sengaja membuat keputusan yang akan menjadikan mereka lebih buruk. Standar-standar tersebut atau aksioma-aksioma tersebut merupakan bentuk penyederhanaan dari komplekstisitas dan nilai-nilai.

Berikut beberapa penjelasan tentang istilah rasional atau rasionalitas di antaranya,
1. Rasionalitas adalah suatu tendensi yang dilakukan untuk memenuhi rencana dalam rentang waktu tertentu
2. Bertindak rasional adalah tindakan yang dilakukan berdasarkan pertimbangan yang baik dan untuk tujuan yang baik
3. Memiliki kerangka berpikir tentang hal apa yang ingin dilakukan agar tidak salah dalam bertindak
4. Bertindak dengan memperhitungkan segala manfaat dan risiko dari tindakan yang akan dilakukan

Pengertian Rasionalitas Menurut Para Ahli
1. Max Weber, merupakan salah satu pencetus dari teori rasionalitas. Melalui teori rasionalitas, Weber menganalisis gejala modernitas yang terjadi di masyarakat Barat saat itu. Weber membedakan dua jenis rasionalitas dalam masyarakat modern di antaranya,
a. Rasionalitas Tujuan (Zwekrationalitaet), rasionalitas yang mengakibatkan tiap individu atau juga sekumpulan orang dalam satu tindakan dengan orientasi pada tujuan tindakan, cara mewujudkannya, dan juga akibat-akibatnya. Keunikan rasionalitas yang satu ini ialah sifatnya yang formal, disebabkan karena mengutamakan tujuan dengan tidak memperdulikan pertimbangan nilai.
b. Rasionalitas Nilai (Wetrationalitaet), rasionalitas yang ke dua ini memperhitungkan nilai-nilai atau juga segala macam etika yang memperbolehkan atau juga menyalahkan pemakaian langkah tertentu dalam mewujudkan tujuan. Rasionalitas nilai ini lebih mengutamakan kesadaran atas nilai-nilai estetika, etis, dan juga religius

2. John Dewey, rasionalitas adalah ide-ide yang diuraikan dalam larutan rasional melalui pembentukan implikasi mengumpulkan bukti (data), memperkuat bukti tentang ide-ide dan menyimpulkan melalui kesaksian atau percobaan.

B. Tipe-Tipe Rasionalitas

1. Rasionalitas praktis, merupakan tipe rasionalitas yang melihat dan juga yang menilai berbagai kesibukan duniawi dalam hubungannya dengan kebutuhan individu yang murni pragmatis dan juga egoistis.
2. Rasionalitas Teoretis, merupakan rasionalitas yang mengarahkan orang untuk melihat kenyataan keseharian dalam upayanya memahami dunia sebagai kosmos yang mempunyai kandungan arti. Rasionalitas ini teoretis sifatnya lintas peradaban dan juga lintas sejarah.
3. Rasionalitas Substantif, Inti dari rasionalitas ini mirip seperti rasionalitas praktis. Rasionalitas substantif ini melibatkan penentuan fasilitas untuk bisa mewujudkan substantif tidak lebih rasional dari pada sistem yang lain.

C. Aksioma-Aksioma Pilihan Rasional

Dalam menentukan pilihan rasional individu terdapat beberapa aksioma yang dikembangkan di antaranya,
1. Kelengkapan (Completness)
Jika seseorang di hadapkan pada dua situasi, A dan B, maka ia dapat selalu  menentukan secara pasti salah satu dari tiga kemungkinan berikut:
- A lebih disukai daripada B
- B lebih disukai daripada A
- A dan B keduanya sama-sama disukai
Diasumsikan seseorang dapat mengambil keputusan secara konsekuen dan mengerti/memahami akibat dari keputusan tersebut, asumsi juga mengarah pada kemungkinan bahwa seseorang lebih menyukai salah satu dari A dan B

2. Transitivitas (Transitivity)
Jika bagi seseorang A lebih disukai daripada B dan B lebih disukai daripada C, maka baginya A harus lebih disukai daripada C. Asumsi ini menyatakan bahwa pilihan individu bersifat konsisten secara internal

3.Kontinuitas (Continuity)
Jika bagi seseorang A lebih disukai daripada B, maka situasi-situasi yang secara cocok mendekati A, harus juga lebih disukai daripada B.

Dari aksioma-aksioma dan asumsi di atas dapat dianalisa bagaimana individu dapat membuat tingkatan dari berbagai situasi pilihan atau secara singkat hal tersebut dinyatakan sebagai utilty (nilai guna).


Dari berbagai sumber

Download
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment