Pengertian Individualisme dan Konsekuensi Etisnya

Table of Contents
Pengertian Individualisme dan Konsekuensi Etisnya
 Individualisme dan Konsekuensi Etisnya
Individualisme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki pengertian,
1. Paham yang menganggap manusia secara pribadi perlu diperhatikan (kesanggupan dan kebutuhannya tidak boleh disamaratakan)
2. Paham yang menghendaki kebebasan berbuat dan menganut suatu kepercayaan bagi setiap orang
3. Paham yang mementingkan hak perseorangan di samping kepentingan masyarakat atau negara
4. Paham yang menganggap diri sendiri (kepribadian) lebih penting daripada orang lain

Individualisme berasal dari kata Latin individuus, yang dalam kata sifatnya menjadi individualis. Kata individuus dan indivdualis berarti perorangan, pribadi, dan bersifat perorangan, pribadi. Menurut individualisme, perorangan memiliki kedudukan utama dan kepentingannya merupakan urusan yang tertinggi.

Setiap orang adalah unik, tak ada duanya. Setiap orang itu berharga. Setiap orang merupakan pribadi yang otonom, berdiri sendiri. Setiap orang berhak menjadi diri sendiri. Untuk itu setiap orang berhak mempergunakan kebebasan dan inisiatifnya. Untuk mencapai kepenuhan diri, setiap orang perlu dijaga dan dilindungi kepentingannya.

Tugas masyarakat dan negara hanyalah sekadar menjaga dan memberi kemungkinan agar kebebasan dan inisiatif orang di bidang sosial, ekonomi, politik, agama tak terhambat dan mendapat keleluasaan untuk berkembang. Atas dasar pemikiran itu, bagi kaum individualis kebebasan dan kepentingan pribadi menjadi dasar dan norma hidup yang paling tinggi.

Individualisme merupakan satu filsafat yang memiliki pandangan moral, politik atau sosial yang menekankan kemerdekaan manusia serta kepentingan bertanggung jawab dan kebebasan sendiri. Seorang individualis akan melanjutkan percapaian dan kehendak pribadi. Mereka menentang intervensi dari masyarakat, negara dan setiap badan atau kelompok atas pilihan pribadi mereka.

Demikian, individualisme melawan segala pendapat yang menempatkan tujuan suatu kelompok sebagai lebih penting dari tujuan seseorang individu yang dengan sendiri adalah dasar kepada setiap badan masyarakat. Pendapat-pendapat yang ditentang di antaranya termasuk holisme, kolektivisme dan statisme, antara lain. Filsafat ini juga kurang senang dengan segala standar moral yang berlaku ke atas seseorang karena peraturan-peraturan tersebut dianggap menghalangi kebebasan seseorang.

Diterapkan dalam etika, individualisme berpendirian bahwa dasar kehidupan etis adalah pribadi perorangan. Normanya adalah kepentingan pribadi perorangan. Tujuan kehidupan etis adalah menjaga dan mengembangkan pribadi perorangan dan kepentingannya. Cara yang ditempuh adalah memberi kebebasan sebesar-besarnya kepada setiap orang dan menyediakan ruang yang seluas-luasnya untuk inisiatifnya dalam perkara pribadi, sosial, ekonomi, politik, agama. Masyarakat dan negara ada demi penjagaan dan pengembangan pribadi perorangan dan kepentingannya. Kedua lembaga itu tidak perlu masuk ke dalam hidup dan urusan pribadi per warganya.

Dalam praktek, dasar dan norma etis yang berporos pada pribadi perorangan dan kepentingannya, individualisme, dengan mudah dapat menjadi pendirian etis semau gue. Yang baik adalah baik menurut selera pribadi. Yang jahat adalah jahat menurut rasa pribadi. Dengan demikian, soal etis menjadi masalah yang sangat subjektif dan relatif, yang baik dan yang jahat menjadi baik dan jahat bukan karena hakikatnya baik dan jahat, tetapi baik atau jahat menurut pribadi orang perorangan dan situasi serta kondisi hidupnya.

Etika semau gue dapat menjelma menjadi etika naluri dan indriawi. Dengan etika naluri orang berbuat melulu berdasarkan insting tanpa penalaran. Orang lalu hidup, berbuat, dan bertindak melulu berdasarkan dorongan sesaat. Jika dorongan itu terasa enak, perbuatan yang mengikutinya secara etis dianggap baik, dan sebaliknya bila dorongan terasa tak enak, maka dengan sendirinya perbuatan yang mengikutinya dinilai jahat. Etika indriawi membuat orang berbuat berdasarkan nafsu. Penilaian terhadap baik-buruknya perbuatan adalah pemenuhan dan tidaknya dorongan nafsu.

Akar kelemahan individualisme dan paham individualistis etis adalah konsep tentang manusia. Seperti jelas dari istilahnya, individualisme terlalu menekankan tinggi kedudukan pribadi dan perorangan dengan meremehkan unsur sosialnya, serta mendewakan kepentingan pribadi dengan mengabaikan kepentingan bersama. Karena itu, masyarakat tidak perlu dipertimbangkan dalam perbuatan etis. Begitu juga segala pedoman, peraturan, dan hukum yang ada padanya.

Keseimbangan antara perorangan dan kelompok, antara kepentingan pribadi perorangan dan kepentingan bersama dalam masyarakat merupakan hal yang tak mudah untuk dijaga. Ketidakmampuan menjaga keseimbangan ini mengakibatkan orang terlalu menekankan pribadi perorangan dan kepentingannya dengan mengabaikan kelompok, atau sebaliknya, terlalu mengutamakan kelompok dan kepentingannya dengan mengorbankan pribadi perorangan. Karena itu, jalan tengah perlu ditemukan. Itulah yang perlu diusahakan  dalam kehidupan bermasyarakat. 


Dari berbagai sumber

Download
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment