Pengertian Harapan (Hope), Komponen, dan Karakteristiknya
A. Pengertian Harapan (Hope)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) harapan adalah sesuatu yang (dapat) diharapkan; keinginan supaya menjadi kenyataan; orang yang diharapkan atau dipercaya; kemungkinan dapat hidup lebih lama. Harapan atau asa merupakan bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan berbuah kebaikan di waktu yang akan datang.
Harapan (hope) adalah suatu keadaan mental yang positif tentang kemampuan mencapai tujuan di masa depan dengan dua komponen patway thinking dan agency thinking yang saling melengkapi dan timbal balik untuk mempertahankan dan mencapai tujuan yang individu inginkan untuk dibuat dan dilakukan. Harapan dalam kehidupan manusia merupakan cita-cita, keinginan, penantian, kerinduan supaya sesuatu itu terjadi. Dalam menantikan adanya sesuatu yang terjadi dan diharapkan, manusia melibatkan manusia lain atau kekuatan lain di luar dirinya supaya sesuatu terjadi, selain hasil usahanya yang telah dilakukan dan ditunggu hasilnya. Jadi, yang diharapkan itu adalah hasil jerih payah dirinya dan bantuan kekuatan lain.
Harapan itu ada karena manusia hidup. Manusia hidup penuh dengan dinamikanya, penuh dengan keinginannya atau kemauannya. Harapan untuk setiap orang berbeda-beda kadarnya. Orang yang wawasan berpikirnya luas, harapannya pun akan luas. Demikian pula orang yang wawasan berpikirnya sempit, maka akan sempit pula harapannya. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, tetapi diyakini bahkan terkadang, di batin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun adakalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha.
Pengertian Harapan Menurut Para Ahli
1. Snyder (2000) menyatakan harapan adalah keseluruhan dari kemampuan yang dimiliki individu untuk menghasilkan jalur mencapai tujuan yang diinginkan, bersamaan dengan motivasi yang dimiliki untuk menggunakan jalur-jalur tersebut. Harapan didasarkan pada harapan positif dalam pencapaian tujuan.
2. Synder, Irving, dan Anderson (dalam Snyder, 2000) menyatakan harapan adalah keadaan termotivasi yang positif didasarkan pada hubungan interaktif antara agency (energi yang mengarah pada tujuan) dan pathway (rencana untuk mencapai tujuan).
3. Edwards (dalam Lopez, 2009) menyatakan harapan adalah Suatu mental yang positif yang akan meningkatkan kemampuan seorang individu untuk mencapai tujuan di masa depan.
4. Ceavens, Michael, dan Snyder (dalam Snyder, 2000) menyatakan harapan adalah sebuah proses berpikir seseorang memiliki antara agency (energi yang mengarah pada tujuan) dan pathway (rencana untuk mencapai tujuan), serta harapan merupakan sebuah rasa sukses yang berasal dari agency (energi yang mengarah pada tujuan) dan pathway (rencana untuk mencapai tujuan).
5. Edwards dkk (dalam Josep & Linley, 2004) harapan mencerminkan persepsi individu terkait kapasitas mereka untuk mengkonseptualisasikan tujuan secara jelas, mengembangkan strategi spesifik untuk mencapai tujuan tersebut (pathways thinking), menginisiasi dan mempertahankan motivasi untuk menggunakan strategi tersebut (agency thinking).
B. Komponen Harapan
Menurut Snyder (2005) mengidentifikasikan beberapa komponen harapan di antaranya,
1. Goal Thinking
Goal atau tujuan adalah sasaran tindakan mental dari keinginan individu. Tujuan bisa saja kecil dan besar, serta dapat melibatkan objek yang jauh secara sementara untuk mencapai masa depan. Tujuan juga sangat beragam dilihat dari tingkat kemungkinan untuk mencapainya. Bahkan suatu tujuan yang tampaknya tidak mungkin untuk dicapai pada waktunya akan dapat dicapai dengan perencanaan dan usaha yang lebih keras, serta tujuan hanya akan menyita perhatian jika cukup penting dan bernilai bagi individu.
2. Pathway Thinking
Tujuan tidak hanya tertuju pada konsep dalam pemikiran kita, kita juga butuh cara untuk mencapai tujuan yang kita inginkan, inilah Pathway berfungsi. Pathway mencerminkan pandangan yang kita dapat untuk menemukan satu atau beberapa cara utama untuk mencapai tujuan yang kita inginkan, selanjutnya ketika kita menghadapi rintangan yang menghalangi tujuan, kita harus berpikir untuk mencari alternatif dalam meraih tujuan tersebut. Pathway melibatkan waktu untuk mencapai tujuan, dihalangi dan harus menemukan cara baru untuk mencapainya.
3. Agency Thinking
Komponen terakhir dari harapan adalah perantara atau kemampuan untuk memotivasi diri kita untuk menggunakan berbagai cara untuk mencapai tujuan, dalam hal ini kita menggunakan agency untuk mencapai kesuksesan tujuan kita, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bagaimana kita menghadapi rintangan dan memotivasi diri akan menjadi sia-sia ketika digunakan dengan cara yang terbatasi, demikian jika kita salurkan motivasi kita dengan cara yang baru untuk mencapai tujuan.
C. Karakteristik Individu dengan Tingkat Harapan Tinggi
Karakteristik psikologis yang dimiliki seseorang dengan tingkat harapan tinggi berdasarkan hasil penelitian yang dilakukannya di antaranya,
1. Optimis
Seseorang dengan harapan yang tinggi pasti optimis namun tidak sebaliknya. Optimis tampak berkaitan erat dengan will power namun tidak dengan way power. Mereka yang optimis memiliki suatu energi mental terkait dengan pencapaian tujuannya namun mereka tidak selalu memiliki pemikiran terkait dengan cara pencapaian tujuan (way power).
2. Memiliki Cara Pencapaian Tujuan terhadap Kehidupannya
Seseorang dengan tingkat harapan yang tinggi cenderung memiliki keyakinan bahwa dirinya sendiri memiliki kendali terhadap hidupnya dan dirinya sendiri menentukan nasib hidupnya.
3. Harga Diri (Self Esteem) Tinggi
Seseorang yang terbiasa mengembangkan will power dan way power terkait dengan tujuannya akan memiliki harga diri yang positif dalam berbagai situasi. Mereka berpikir positif dengan diri sendiri karena mereka mengetahui bahwa mereka telah meraih tujuan mereka di masa lalu dan melakukan hal yang sama untuk tujuan di masa yang akan datang. Harga diri orang dengan tingkat harapan yang tinggi tampil dalam ruang privat terkait dengan perasaan bangga terhadap diri sendiri.
4. Memiliki Persepsi tentang Kemampuannya dalam Pemecahan Masalah
Kemampuan seseorang dalam pemecahan masalah berkaitan dengan pemikiran seseorang terkait dengan cara pencapaian tujuan. Pada saat mengalami situasi sulit dalam melakukan cara yang biasanya dilakukan untuk mencapai tujuan, mereka menjadi sangat berorientasi pada tugas dan menjalankan cara alternatif untuk mencapai tujuan. Mereka cenderung telah mengantisipasi permasalahan dengan mengembangkan perencanaan dengan sistem back-up (cadangan) untuk mengatasi kemungkinan mengalami suatu kesulitan.
Baca Juga: Pengertian Problem Solver, Kompetensi, dan Cara Meningkatkannya
Dari berbagai sumber
Download
Post a Comment