Definisi Kompromi dalam Konflik Sosial dan Contohnya

Table of Contents
Pengertian Kompromi dalam Konflik Sosial dan Contohnya
Kompromi dalam Konflik Sosial

Kompromi merupakan upaya untuk memperoleh kesepakatan di antara dua pihak yang saling berbeda pendapat atau pihak yang berselisih paham. Kompromi juga dapat dikatakan sebagai konsep untuk mendapat kesepakatan melalui komunikasi. Kompromi dilakukan agar perbedaan pendapat atau silang pendapat dapat terselesaikan dengan pembuatan kesepakatan baru. Kesepakatan baru dalam kompromi adalah kesepakatan yang dianggap saling menguntungkan kedua belah pihak atau tidak ada satu pihak yang dirugikan dengan kesepakatan yang dihasilkan.

Mereka yang berupaya dalam membuat kesepakatan dalam kompromi menurunkan idealisme masing-masing sehingga tercapai kompromi. Kompromi juga dapat dikatakan sebagai jalan tengah untuk menyelesaikan berbagai persoalan. Berikut pengertian Kompromi menurut beberapa pakar:
1) Nursalam (2009), kompromi atau negosiasi merupakan suatu strategi penyelesaian konflik di mana semua yang terlibat saling menyadari dan sepakat pada keinginan bersama. Penyelesaian strategi ini sering diartikan sebagai lose–lose situation kedua unsur yang terlibat menyepakati hal yang telah dibuat.
2) Winardi (2007), kompromi bekerja menuju kepuasan parsial, semua pihak mencari sebuah solusi yang dapat diterima dan bukan yang optimal dengan demikian tidak ada pihak yang menang maupun kalah secara mutlak.
3) Rivai (2003), kompromi merupakan strategi yang dapat dilakukan ketika tujuan-tujuannya penting, ketika pihak lawan dengan persamaan kekuasaan sepakat untuk mencapai tujuan bersama. Strategi ini dapat dilakukan dengan tujuan untuk mencapai penyelesaian sementara untuk isu-isu yang kompleks, untuk mencapai solusi yang bijaksana, dan sebagai cadangan ketika gaya kolaborasi dan kompetisi tidak berhasil.

Contoh kompromi misalnya keluarga baru, mereka mempunyai masalah tentang tempat tinggal setelah menikah, istri menginginkan tinggal di tempat orang tuanya, sedangkan suami tidak mau tinggal di rumah mertuanya. Keduanya lalu berembuk agar hal tersebut tidak menjadi masalah dalam keluarganya. Kemudian mereka memutuskan untuk mencari tempat kos sebagai tempat tinggal mereka. Proses yang dijalani oleh keluarga baru tersebut merupakan bentuk dari penyelesaian masalah dengan kompromi. 


Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment