Definisi Apatis, Penyebab, Ciri, Dampak Negatif dan Manfaat Positifnya

Table of Contents
Pengertian Apatis
Apatis

A. Definisi Sikap Apatis

Kata apatis berasal dari bahasa Yunani yakni aphates yang secara harfiah berarti tanpa perasaan. Kata ini kemudian diadaptasi ke dalam bahasa Inggris menjadi apathy. Apatis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sikap acuh tidak acuh; tidak peduli; masa bodoh. Apatis merupakan istilah psikologi berkaitan dengan kurangnya motivasi, atau entusiasme, keadaan cuek atau acuh tak acuh; di mana seseorang tidak tanggap atau cuek terhadap aspek emosional, sosial, atau kehidupan fisik.

Sikap apatis sering dihubungkan dengan depresi, serta bisa juga merupakan refleksi atas kurang berminatnya seseorang itu terhadap hal-hal yang dianggap tidak penting. Apatis merupakan suatu reaksi umum terhadap stress yang dapat berpusat terhadap objek tertentu. Misalnya kepada seseorang, aktivitas, atau lingkungan. Apatis klinikal dianggap tingkatan atas, sedangkan tingkat menengah dapat dianggap sebagai depresi, dan pada tingkatan puncak dapat didiagnosis sebagai disorder disassociative. Aspek fisik dari apatis berhubungan dengan pemunduran fisik, kehilangan otot, dan kekurangan energi disebut letargi; yang memiliki banyak penyebab patologikal.

Pengertian Apatis Menurut Para Ahli
1) Fritz Solmitz, apatis adalah suatu ketidakpedulian individu karena tidak memiliki minat khusus terhadap aspek-aspek tertentu, seperti aspek fisik, emosional, dan kehidupan sosial.
2) Albertine Minderop, apatis adalah sikap seseorang yang menarik diri dan seakan-akan pasrah pada keadaan.
3) Luis Rey, apatis adalah kondisi kejiwaan seseorang atau individu yang ditandai dengan ketidaktertarikan, ketidakpedulian, atau ketidakpekaan terhadap kehidupan sosial, emosional, atau fisik.
4) Littre dan Robin, apatis adalah kondisi psikologis individu yang memiliki ketumpulan moral, tidak sensitif terhadap kesenangan, rasa sakit, dan malas bergerak.
5) Dalam Politik, apatis yakni sebuah sikap acuh tak acuh dan masa bodoh dalam berbagai gejala politik.

B. Penyebab Apatis

Sikap apatis pada seseorang dapat disebabkan dari berbagai hal pengalaman hidupnya. Adapun beberapa penyebab seseorang menjadi apatis yaitu sebagai berikut:
1) Tidak percaya lagi pada orang lain, hal ini terjadi karena seseorang terlalu sering dikecewakan dan merasa dikhianati oleh orang yang disayangi atau orang yang dipercaya.
2) Tekanan emosional, hal ini dapat disebabkan karena seseorang menerima perilaku yang tidak menyenangkan dari orang lain, misalnya dirundung terus-menerus.
3) Kekurangan fisik, tidak jarang seseorang menjadi apatis karena kehilangan rasa percaya diri. Misalnya kekurangan fisiknya menjadi cibiran orang lain di lingkungan hidupnya dan membuatnya kehilangan rasa percaya diri.
4) Kurang kasih sayang, orang yang kurang kasih sayang biasanya dapat menyebabkan seseorang menjadi apatis.

C. Ciri-Ciri Orang Apatis

Individu yang sedang mengalami kondisi psikologi yang apatis pada umumnya menunjukkan beberapa ciri-ciri yang sama. Adapun beberapa ciri umum dari orang apatis di antaranya,
1) Kehilangan minat atau ketertarikan terhadap banyak hal dalam hidupnya.
2) Tidak perduli dengan aspek-aspek penting dalam kehidupan manusia, seperti aspek emosional, sosial, atau kehidupan fisik.
3) Kehilangan motivasi dan gairah terhadap hal-hal yang dulunya dianggap menarik dan menyenangkan.
4) Tidak peka atau tidak perduli terhadap orang lain dan keadaan lingkungan sekitarnya.

D. Dampak Sikap Apatis

1) Dampak Negatif
a. Kurangnya kontrol sosial disebabkan orang apatis tidak perduli atau juga tidak berminat pada berbagai hal.
b. Orang apatis serta orang-orang di sekitarnya cenderung sulit untuk berkembang menjadi lebih baik disebabkan kurangnya kesadaran atau juga kepedulian terhadap diri sendiri, orang lain, serta lingkungan sekitarnya.
c. Meningkatkan potensi timbulnya individualisme di dalam suatu masyarakat sehingga tiap-tiap orang tidak perduli satu sama lain.
d. Sikap apatis ini juga dapat berpotensi menimbulkan masalah yang lebih besar, misalnya perselisihan atau juga perpecahan di tengah-tengah masyarakat.

2) Manfaat atau Dampak Positif (https://www.idntimes.com)
Sering kita dapati orang-orang merasa acuh dan masa bodoh dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Mereka tidak mau peduli dengan apa yang terjadi hingga akhirnya dari sana, tidak sedikit orang-orang menilai bahwa sikap apatis merupakan sesuatu yang buruk dan harus dijauhi. Ternyata, di balik stigma yang melekat padanya, sikap apatis juga memiliki manfaat tertentu di antaranya,
a. Tidak terpuruk oleh kritikan orang lain, kritikan memang bagus untuk membangun apa yang telah kita lakukan atau kita capai. Akan tetapi, jika kita terlalu terpaku dengan kritikan orang lain, kita akan kehilangan ruang kebebasan. Tidak ada salahnya untuk bersikap apatis terhadap kritikan orang lain sehingga kita dapat dengan bebas berekspresi dan berkarya.
b. Menjadi pribadi yang lebih percaya diri, apabila kita terlalu memikirkan kritikan dari pihak lain, lambat laun akan mengikis rasa percaya diri. Lakukanlah apa yang kita kehendaki tanpa harus terfokus dengan kata orang. Sikap apatis akan membuat kita lebih percaya diri untuk melakukan apa yang menurut kita baik.
c. Membentuk pribadi yang berpendirian, tak jarang, pendirian hidup kita melemah karena pendapat pihak lain atau komentar pihak lain. Mencoba untuk sedikit apatis dan peganglah prinsip yang kita yakini kebenarannya.
d. Membuat mental semakin kuat, memiliki mental yang kuat itu penting karena untuk bisa berbuat atau berkarya, diperlukan mental yang kuat. Mental yang tidak gentar oleh kritikan pihak lain dan mental yang tidak selalu nurut dengan pendapat orang.
e. Tidak akan menjadi pribadi yang mudah baper, biasanya komentar orang lain sering membuat kita baper atau bawa perasaan. Sikap baper-an tentu akan membuat hidupmu stagnan, sulit untuk berkembang dan malu untuk berkarya. Memiliki sikap masa bodoh akan melatih kita untuk menjadi pribadi yang tidak mudah melibatkan perasaan ke dalam komentar orang lain.

Meski sikap apatis sering mendapat citra negatif. Akan tetapi, jika kita memiliki pandangan yang jernih, ternyata sikap apatis kaya akan manfaat, asalkan kita menempatkannya secara proposional.


Dari berbagai sumber 

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment